Konser ISO Da Capo: Menjelajah Musik Melalui Perjalanan Waktu

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - ITB Student Orchestra (ISO) kembali mengadakan konser untuk kelima kalinya dengan tajuk 'Da Capo: Glimpses of the Past' pada Sabtu (16/04/11). Bertempat di Teater Tertutup Dago Tea House, konser ini membawakan berbagai lagu dari masa ke masa dengan berkolaborasi bersama Marching Band Waditra Ganesha (MBWG) dan Paduan Suara Mahasiswa (PSM) ITB.

Berbeda dari konser-konser sebelumnya, konser kali ini menyuguhkan musik yang disajikan dalam format orkestra dengan tidak menggunakan sound system sebagai pengeras suara. Suara yang dihasilkan murni berasal dari instrumen orkestra, dengan memanfaatkan pemantulan gelombang suara yang menggunakan reflektor. Reflektor yang digunakan dibuat sendiri oleh beberapa sarjana Fisika Teknik ITB di bawah bimbingan Dr. I Gde Nyoman Komang Merthayasa, M.Eng.


Sesuai dengan arti nama konser yaitu 'kembali ke awal', berbagai lagu dari zaman terdahulu hingga zaman modern dimainkan pada konser ini. Konser terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama yang memainkan lagu-lagu klasik dan sesi kedua yang memainkan lagu-lagu populer yang lebih kontemporer. Winter, 1st Movement, karya komponis Antonio Vivaldi disuguhkan sebagi pembuka konser yang menampilkan Arya Pugala Kitti (Kimia 2008) sebagai solois violin.


Pada sesi kedua, PSM dan MBWG ikut tampil dengan membawakan lagu Ibu Kita Kartini sebagai pembuka. Menyusul kemudian karya-karya The Beatles dan Elvis Presley yang telah diaransemen ulang, medley lagu-lagu Vina Panduwinata seperti Burung Camar, Di Dadaku, dan Surat Cinta, The Britney Symphony, serta karya-karya Michael Jackson. Dimainkan pula sebuah aransemen untuk mengenang musisi legendaris Indonesia, Chrisye, yang membawakan tembang-tembang terkenal darinya.


Rahmi Kesuma Wardhani (Desain Komunikasi Visual 2010) kemudian tampil menyanyikan 'The Tale of a Red Rose', yang tak lain merupakan lagu dangdut 'Sekuntum Mawar Merah' yang diaransemen ulang. The Tale of a Red Rose ini dimedley dengan lagu dari musisi dangdut terkenal Rhoma Irama yang dinyanyikan oleh Dionisius Sundoro (Teknik Kimia 2010), yang kemudian menyanyikan beberapa aransemen lagu dangdut lainnya bersama Lalita Fitrianti.


Medley lagu-lagu dangdut sebagai penutup sesi kedua ini sukses memecah gelak tawa para penonton dengan aransemen jenaka dan penampilan para pemain yang ikut bergoyang dan mengayun-ayunkan bow instrumen masing-masing sesuai dengan irama dangdut. Tawa penonton semakin riuh menyaksikan konduktor yang ikut berdangdut dengan atribut kain emas sembari memimpin orkestra.


"Konser ini sangat bagus dan benar-benar menghibur, apalagi bagian penutupnya. Element of surprise-nya benar-benar membuat konser ini mencapai klimaks dan sukses," komentar Putu Fedri Krisnakusuma, salah satu penonton.


Seluruh penonton memberikan tepuk tangan yang sangat meriah bagi keberhasilan konser ISO kali ini, bahkan tidak sedikit yang memberikan standing ovation dan berseru meminta tambahan lagu. "Tiga jam perjalanan musik yang menyenangkan. Mudah-mudahan saya bisa menyaksikan konser berikutnya lagi," kata Redy Panggabean, salah satu penikmat musik orkestra.

 

Sumber dokumentasi: Dokumentasi Resmi Da Capo