KoNTekS ke-14, Peringatan 100 Tahun Pendidikan Teknik Sipil Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id--Dalam rangka memperingati 100 tahun Pendidikan Teknik Sipil di Indonesia, Institut Teknologi Bandung dan Konsorsium KoNTekS menyelenggarakan Konferensi Nasional Teknik Sipil ke-14, Selasa dan Rabu (6-7/10/2020) secara daring. Tema KoNTekS tahun ini adalah “proud to be a civil engineer”.
Pada acara KoNTekS ke-14, menghadirkan pembicara kunci di antaranya Prof. M. Sahari Besari dari ITB, Dr. Wim Ravesteijn dari TU Delf dan Prof. Sudjarwadi dari UGM. Pembicara kunci kedua adalah Prof. Shunji Kusayanagi dari KUT Jepang, Hadja Seti Adji dari PT Waskita Karya Persero, Tbk., dan Zafira Nadia Maaz dari UTM, Malaysia.
Kegiatan tersebut dibuka terlebih dahulu oleh Muhamad Abduh, Ph.D., selaku Ketua Panitia KoNTekS ke-14. Ia mengatakan, acara KoNTeks ini sejatinya akan diselenggarakan pada 1-3 Juli 2020 berbarengan dengan peringatan 100 tahun pendidikan tinggi teknik di Indonesia. Namun karena situasi pandemi, kegiatan harus diundur dan diselenggarakan secara daring.
Tema besar dari KoNTeks ke-14 kali ini, dijelaskan Muhamad Abduh, adalah terkait dengan bagaimana seorang civil engineer di Indonesia dapat melakukan kontemplasi apa yang sudah dikontribusikan selama 100 tahun dan melihat ke depan bagi tantangan pembangunan bangsa Indonesia. "Dengan dinamika pembangunan di Indonesia selama 100 tahun, tentunya kita harus bangga dengan profesi teknik sipil dan kebanggan ini perlu dipertahankan bahkan ditingkatkan," ujar Wakil Rektor bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB itu.
Pada acara KoNTekS ke-14, terdapat 109 makalah yang akan dipresentasikan dan didiskusikan secara daring dari 50 perguruan tinggi di Indonesia. Makalah-makalah tersebut merupakan hasil penelitian dan pengabdian masyarakat pada 7 bidang keilmuan terkait teknik sipil, yaitu sumber daya air (15 makalah), geoteknik (17 makalah), transportasi (13 makalah), material (14 makalah), struktur (14 makalah), manajemen konstruksi (28 makalah), serta infrastruktur dan lingkungan (8 makalah).
"Presentasi makalah dilakukan secara daring menggunakan ruang-ruang diskusi maya yang dimoderatori oleh perwakilan dari anggota Konsorsium KoNTekS. Terdapat 25 makalah yang dipresentasikan di sini untuk dipromosikan masuk ke enam jurnal ilmiah nasional di bidang teknik sipil. Selain diskusi terkait hasil pelitian, terdapat pula kegiatan technical visit yang dilakukan dengan virtual, yaitu melihat proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung," ujar M. Abduh.
Selain Muhamad Abduh, pada pembukaan acara tersebut juga menghadirkan Dr. Abel Streefland dari TU Delf, Belanda. Ia menceritakan sejarah dan hubungan antara ITB dan TU Delf Belanda. Dia mengatakan, saat didirikan 3 Juli 1920, Techniche Hoogeshcool te Bandoeng (THS) merupakan sekolah teknik pertama di pemerintahan kolonial Belanda kala itu, juga menjadi sekolah teknik kedua setelah TU Delf. Sehingga dari sejarah tersebut, ITB dan TU Delf memiliki hubungan erat dalam perkembangan pendidikan teknik.
Sambutan Rektor ITB
Kegiatan KoNTekS ke-14 dibuka secara resmi oleh Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D. Ia mengatakan, sejak berdirinya THS tahun 1920 , berdasarkan data Kemendikbud, kini tercatat perguruan tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan program studi teknik adalah sebanyak 1.300-an dengan 1.100 perguruan tinggi swasta dan 200 adalah perguruan tinggi negeri.
Prof. Reini yang merupakan Guru Besar di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, mengatakan, tema yang diusung dalam kegiatan konferensi ini, proud to be a civil engineer, merupakan refleksi terhadap 100 tahun kiprah nyata pendidikan teknik sipil di Indonesia dan juga tantangan untuk masa depan yang masih membutuhkan pembangunan infrastruktur fisik dengan kompleksitas yang lebih tinggi.
“Saya sendiri merasa bangga menjadi civil engineer. Kita sudah mandiri di dalam teknik sipil. Proyek-proyek strategis sudah banyak dilakukan di dalam negeri. Jadi kita sudah menjadi tuan rumah dalam konteks teknik sipil. Namun hal tersebut menjadi tantangan untuk meningkatkan teknik sipil ke depannya, baik di bidang keselamatan kerja, dan lingkungan, serta isu pemeliharaan dan manajemen aset,” ujarnya.
Acara ini menurut Prof. Reini sangat relevan dalam konteks keteknisipilan, bahwa kita diingatkan kembali pada posisi dan peran teknik sipil untuk mengabdi kepada masyarakat. Akan tetapi tidak lupa juga pemeliharaan dalam konteks lingkungan. Selain itu, acara ini diselenggarakan oleh 9 perguruan tinggi yang berarti kita mampu bekerja sama lintas institutsi bahkan di tengah suasana pandemi ini.