Kontribusi Alumni dan Mahasiswa ITB dalam Transisi Energi dan Lingkungan melalui Youth Energy and Environmental Council
Oleh Muhammad Tegar Dewantara - Mahasiswa Teknik Perminyakan, 2021
Editor M. Naufal Hafizh
JAKARTA, itb.ac.id - Youth Energy and Environmental Council (YEC) adalah organisasi yang berfokus pada isu energi terbarukan dan lingkungan. YEC memiliki visi untuk menginspirasi dan menggerakkan generasi muda dalam memimpin jalan menuju energi berkelanjutan dan praktik lingkungan yang lebih baik. Dengan misi untuk memberdayakan generasi muda dalam mendorong perubahan di sektor energi dan lingkungan, YEC menargetkan kolaborasi dari berbagai kalangan, terutama anak muda, untuk menciptakan dunia yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan.
YEC didirikan oleh delapan tokoh dari berbagai latar belakang, yang bersama-sama menciptakan gerakan “passion to action” guna menggerakkan generasi muda agar lebih peduli dan berkontribusi terhadap transisi energi serta peningkatan kualitas lingkungan di Indonesia. Di antara para pendiri ini, dua di antaranya adalah alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), khususnya dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan. Fadli Rahman, yang menjabat sebagai Ketua YEC dan saat ini menjabat sebagai Direktur Pertamina New and Renewable Energy, adalah lulusan Teknik Perminyakan ITB angkatan 2003. Sementara itu, Billy Mambrasar, yang menjabat sebagai Wakil Ketua YEC dan saat ini menjadi Staf Khusus Presiden RI, juga merupakan alumni ITB.
Dalam Public Discussion YEC yang diselenggarakan pada 28 Agustus 2024, Fadli Rahman menekankan pentingnya peran pemuda dalam gerakan transisi energi dan lingkungan dengan prinsip "peduli, pahami, praktikkan, dan sebarkan". Sebagai generasi muda, langkah pertama dimulai dari diri sendiri dengan peduli terhadap lingkungan sekitar, kemudian belajar memahami masalah di sektor energi dan lingkungan serta mencari solusi potensial. Selanjutnya, solusi tersebut perlu diterapkan, dimulai dari hal kecil seperti mengurangi penggunaan plastik hingga berkontribusi dalam gerakan besar seperti YEC. Langkah terakhir, yang menjadi kekuatan generasi muda, adalah menyebarkan pengaruh positif dan menginspirasi generasi muda lainnya melalui efek “multiplayer”.
Billy Mambrasar juga menekankan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan, mengingat dampak yang ditimbulkan dapat dirasakan dalam jangkauan yang luas. Beliau mencontohkan keberadaan sampah helm ojek daring di sebuah pulau yang bahkan belum memiliki layanan ojek daring, sebagai bukti bahwa dampak lingkungan tidak mengenal batas geografis. Beliau pun berbicara mengenai peran generasi muda Indonesia dalam memperkuat kolaborasi untuk pencapaian SDG 4 dan 12. Lebih lanjut, Fadli Rahman menyampaikan bahwa YEC sangat terbuka bagi mahasiswa. Beliau bahkan berencana membentuk chapter YEC di ITB.
Billy Mambrasar menambahkan bahwa YEC adalah bentuk kontribusi alumni ITB kepada bangsa dan negara. YEC bertujuan memberikan rekomendasi kebijakan yang efisien terkait energi dan lingkungan, sebagai wujud aktualisasi dari semangat Ganesha ITB, “Untuk Tuhan, Bangsa, dan Almamater.”
Partisipasi aktif mahasiswa ITB dalam YEC tidak hanya terbatas pada keikutsertaan sebagai tim yang membantu jalannya acara YEC Public Discussion, tetapi juga terlihat dalam antusiasme mereka selama diskusi berlangsung. Mahasiswa ITB secara aktif menyampaikan pendapat dan pertanyaan, menunjukkan keseriusan mereka dalam berkontribusi terhadap isu-isu energi dan lingkungan.
Kontribusi alumni dan mahasiswa ITB melalui Youth Energy and Environmental Council menunjukkan peran penting institusi pendidikan dalam mempersiapkan generasi muda yang peduli terhadap lingkungan dan transisi energi. Dengan semangat yang ditunjukkan oleh alumni dan mahasiswa ITB, diharapkan gerakan ini akan terus tumbuh dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masa depan Indonesia yang lebih berkelanjutan.
Reporter: Muhammad Tegar Dewantara (Teknik Perminyakan, 2021)