Kreatif versi Pidi Baiq dalam Studium Generale KU-4078

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana



BANDUNG, itb.ac.id -- Tantangan zaman mendorong setiap orang, apalagi kalangan mahasiswa untuk lebih kreatif dalam menciptakan sesuatu. Melalui usaha kreatif inilah, tantangan di masa depan dapat menjadi sebuah peluang.

Pada Studium Generale KU 4078, Institut Teknologi Bandung menghadirkan Pidi Baiq sebagai pembicara. Penulis yang belakang terkenal dengan novel Dilan itu, berbagi pengalaman selama dirinya berkecimpung di dalam industri kreatif. 

Pidi Baiq merupakan alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB angkatan 1991. Pria yang akrab dengan sebutan Ayah itu terkenal dengan jiwa kreatifnya dalam berkarya. Selain sukses dalam bidang menulis dengan menciptakan karakter Dilan dan Milea, ia juga punya grup musik The Panas Dalam dan juga mendirikan Caffe The Panas Dalam. 

*Pidi Baiq bersama dosen FSRD Dr. Intan Rizky Mutiaz M.Ds., selaku moderator dalam acara tersebut. (Dok Humas ITB)

Dalam berkarya, Pidi Baiq termasuk orang yang menyukai tantangan. Novel Dilan yang ia buat, di luar pakem novel-novel pada umumnya, dari sisi bahasa dan alur cerita. Dia ingin karyanya otentik dan bukan hasil editan. Namun ternyata, karyanya bisa dinikmati masyarakat.

Dalam paparannya, dia menyampaikan perbedaan antara yang berpikir kreatif dengan berpikir eksakta. Ia menjelaskan, bahwa jika ingin menjadi orang kreatif, harus menjauhi hal-hal yang bersifat eksakta. Sebab eksakta dapat menjadi "rem" pemikiran kreatif. "Kreatif itu mitos kalau kamu mau kreatif tapi mentalmu masih eksakta," katanya.



Aksinya pada SG Ku-4078 itu, sukses menghimbur peserta yang hadir. Sesekali menyampaikan materi dengan serius, namun juga diselingi dengan humor. Dia juga tampil dengan memainkan gitar dan menyanyikan lagu dengan lirik khasnya, nyeleneh. "Saya akan tetap berkarya, selama masih ada waktu untuk berkarya," selorohnya.