Kuliah Lapangan Mahasiswa Rekayasa Pertanian ITB Eksplor Sistem IOT Pertanian di TTP Cikajang
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id– Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa, ITB selenggarakan kuliah lapangan sebagai wadah untuk mahasiswa dalam mengeksplor hal yang tidak pernah mereka dapatkan di kelas. Pada Sabtu (6/5/2023), mahasiswa Rekayasa Pertanian angkatan 2021 melakukan kuliah lapangan di TPP Cikajang. Kuliah lapangan ini adalah implementasi dari mata kuliah Media Tumbuh dengan Dosen Pengampu.
Kunjungan dilakukan di TPP Cikajang yang terbagi ke dalam 4 pos di antaranya Kelompok Wanita Tani (KWT), sistem aeroponik, Smart Farming System, dan irigasi berbasis IOT. Di pos pertama, mahasiswa melakukan wawancara secara langsung bersama perwakilan KWT (Kelompok Wanita Tani), Desti.
Dalam wawancara tersebut, Desti menjelaskan mengenai hasil olahan kentang yang dibuat oleh KWT TPP Cikajang mulai dari keripik kentang, kentang gabus, keripik bawang, brownies kentang yang pemasarannya sendiri cukup luas. “Untuk penjualan sendiri melalui reseller, koperasi atau bisa chat melalui instagram kami,” ujarnya.
Di pos 2 mahasiswa dikenalkan dengan sistem aeroponik untuk budidaya kentang. "Produksi kentang di sini menggunakan benih kentang G0 yang tersterilisasi dari virus sehingga untuk budidayanya sendiri harus disterilkan menggunakan bakteriosin sebelum dipindahtanamkan", jelas salah satu tour guide TTP Cikajang.
Tak jauh dari Pos Sistem Aeroponik, di Pos 3 mahasiswa melihat secara langsung cara kerja Smart Farming System yang terdapat di TTP Cikajang. Sistem tersebut memiliki sensor yang dapat mengatur suhu, kelembaban, intensitas cahaya, pH tanah, nutrisi, kebutuhan air, dan paranet secara otomatis.
Lebih keren lagi, sistem tersebut cukup mudah dioperasikannya yaitu hanya dengan menekan fitur yang terdapat di layar LCD yang sudah disediakan atau dapat juga menggunakan aplikasi sehingga tidak perlu datang ke tempat.
TTP Cikajang juga memiliki lahan pertanian dengan sistem irigasi berbasis IOT. Sistem bekerja dengan menerima sinyal terlebih dahulu yang kemudian akan membuat katup embung (penyimpan air) terbuka sehingga air dapat mengairi lahan melalui sprinkle. Sistem irigasi IOT ini juga dapat dioperasikan melalui aplikasi yang ada di handphone.
Nada, mahasiswa Rekayasa Pertanian merasa puas dan senang diadakannya kuliah lapangan ini. "Kuliah lapangan ini sangat penting dan sangat bermanfaat untuk kami. Melalui kunjungan ini kami mendapat gambaran bagaimana dunia kerja pada bidang pertanian, peluang serta tantangan ke depannya", ucap Nada.
Pastinya kegiatan seperti ini sangat penting dan bermanfaat dalam menambah wawasan mahasiswa, terlebih lagi dapat mengurangi rasa jenuh akibat pembelajaran di kelas.
Reporter: Nur Asyiah (Rekayasa Pertanian, 2021)