Kuliah Tamu Prodi Mikrobiologi dan Bioteknologi ITB: Rekonstruksi Genom Mikroba Kuno dari Usus Manusia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id – Program studi Sarjana Mikrobiologi dan program studi Magister Bioteknologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB (SITH ITB) menyelenggarakan kuliah tamu untuk mata kuliah BM3207 Mikrobiomik serta mata kuliah BT6214 Diet dan Mikrobiom Usus dengan judul “Reconstruction of Ancient Microbial Genomes from The Human Gut”. Kuliah tamu ini mengundang Marsha Wibowo, Ph.D. dari Harvard Medical School. Kuliah tamu ini dibawakan dalam bahasa Inggris.
Marsha memulai pemaparan materinya dengan menjelaskan tentang definisi Mikrobioma. Dijelaskan bahwa Mikrobioma manusia terdiri dari bakteri, archaea, virus, dan mikroba eukariotik yang berada di dalam dan di tubuh kita. “Mikroba ini memiliki potensi luar biasa untuk mempengaruhi fisiologi kita, baik dalam kesehatan maupun penyakit. Mereka berkontribusi dalam mengoptimalkan fungsi metabolisme, melindungi tubuh terhadap patogen, mendidik sistem kekebalan tubuh, dan melalui fungsi-fungsi dasar memengaruhi secara langsung atau tidak langsung sebagian besar fungsi fisiologis kita,” tutur Marsha.
Dalam perjalanan studinya di Harvard Medical School, Marsha meneliti berbagai faktor yang dapat memengaruhi mikrobioma usus serta kesehatan metabolisme. Mulai dari gaya hidup manusia, pola makan atau diet, dan temperatur. Gaya hidup yang diteliti dibagi menjadi dua jenis. Pertama, non-industrial lifestyle yang dijalankan manusia dengan mengonsumsi makanan yang diproduksi secara pribadi dan juga menerapkan hidup non-antibiotic. Kedua, gaya hidup industrial yang dijalankan dengan sedentary lifestyle (gaya hidup menetap), mengonsumsi antibiotik, dan menerapkan western diet (konsumsi makanan tinggi lemak dan karbohidrat).
“Dari penelitian dan pengamatan dari dua gaya hidup ini, gaya hidup industrial menghasilkan angka penyakit kronis yang lebih tinggi, serta penurunan jumlah mikrobioma usus yang juga signifikan,” papar Marsha.
Saat ini, hampir tidak ada manusia yang tidak terkena gaya hidup industrial. Fakta akan menurunnya kandungan mikrobioma usus pada manusia masa kini juga didukung kuat oleh buku “Missing Microbes” yang ditulis oleh Martin J. Blaser. “Pada penelitian Blaser di tahun 2016, terdapat data bahwa kehilangan mikrobioma usus terjadi lebih pesat pada orang di Amerika Serikat ketimbang negara lain yang mengalami modernisasi yang telat,” ujar Marsha.
Untuk meneliti perbedaan kandungan mikrobioma usus manusia pada zaman dahulu dan masa kini, Marsha melaksanakan penelitian dengan cara melakukan perakitan genom mikroba de novo skala besar dari palaeofaeces. “Dari delapan sampel palaeofaeces manusia yang diautentikasi (berusia 1.000–2.000 tahun) dengan DNA yang terpelihara dengan baik dari bagian barat daya Amerika Serikat dan Meksiko, kami merekonstruksi 498 genom mikroba berkualitas menengah dan tinggi,” jelas Marsha. Hasilnya menunjukkan bahwa genom purba menjangkau banyak filum terkait mikrobioma usus manusia, termasuk Firmicutes, Bacteroidetes, Proteobacteria, dan Actinobacteria.
Penelitian telah menunjukkan bahwa gaya hidup industrial berkorelasi dengan keragaman yang lebih rendah dalam mikrobioma usus dan peningkatan insiden penyakit kronis seperti obesitas dan penyakit autoimun 7. Meneliti mikrobioma usus nenek moyang manusia dapat memberikan wawasan tentang aspek simbiosis mikrobioma manusia yang telah diubah di dunia industri saat ini.
Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)