Kuliah Umum: The Most Under-Utilised Asset Of India’s Cutural Heritage
Oleh kristiono
Editor kristiono
BANDUNG, itb.ac.id - Selasa (17/6), Parul Zaveri dan Nimish Patel, konservasionis dan pendiri biro arsitek Abhikram, berbagi kisah mereka dalam membangun kembali hubungan antara kerajinan tradisional, pengrajin, teknologi, dan proses pengambilan keputusan dalam konteks kontemporer di Ruang 6101, Program Studi Arsitektur ITB. Sebelumnya, Parul dan Nimish mempresentasikan topik serupa di Jakarta, Jumat (13/6)
Warisan terbangun (built heritage), yang mewakili pemahaman kebutuhan, konteks, sekaligus kelemahan dan kelebihan pada masanya, bisa jadi merupakan bentuk warisan paling kentara (visible facet) setiap peradaban. Padahal, peninggalan yang berujud monument maupun bangunan sejatinya hanya produk akhir (end product).
Menurut Parul, Teknik konservasi konvensional hanya memperhatikan produk akhir ini. Hal yang justru sering tidak disadari adalah bagaimana memahami ‘proses’ yang telah melahirkan produk yang berharga tersebut. ‘Proses’ ini merupakan khasanah pengetahuan yang bernilai, yang diturunkan dari generasi ke generasi. Proses ini –Parul menyebut living heritage- sangat jarang terdokumentasi. Padahal, nilai dan relevansinya, dalam dunia modern saat ini, sangat penting dan berharga.
Parul Zaveri dan Nimish Patel mendirikan biro arsitek Abhikram yang berkedudukan di Ahmedabad, India pada tahun 1979. Abhikram tidak hanya menangani proyek seputar desain interior namun juga terlibat dalam usaha revitalisasi bangunan dan situs bersejarah. Biro arsitek ini mendapat UNESCO Asia-Pacific Heritage Award.atas proyek struktural maupun restorasi yang dilakukannya.