Kunci Toilet Eletronik Canggih Antarkan Mahasiswa ITB Raih Juara I di Social Innovation Competition
Oleh Ninik Susadi Putri
Editor Ninik Susadi Putri
Seleksi diawali dari pengiriman proposal ide inovasi yang ditawarkan. Dari sekitar 106 proposal yang ada terpilihlah 12 besar proposal yang akan maju utuk presentasi di hadapan dewan juri. Kemudian di babak final, empat kelompok terbaik dari masing-masing topik akan mempresentasikan ide inovasi tersebut selama 3 menit kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau lebih dikenal Ahok. Setelah penilaian yang cukup ketat akhirnya tim ITB pun keluar sebagai juara pertama.
"Ide awal simple, kita ingin orang-orang bertanggung jawab dengan apa yang dikeluarkannya," tutur Imadudin. Ide pembuatan TEC ini terbilang cukup sederhana dan tidak memerlukan teknologi yang cukup tinggi. TEC ini juga dinilai unggul dari berbagai aspek, mulai dari segi dana, maupun pengaplikasian yang sangat mungkin untuk diterapkan di Ibukota. Melihat banyaknya toilet-toilet umum yang kondisinya sangat memprihatinkan membuat Imadudin dan tim tergerak untuk memecahkan masalah ini.
Prinsip kerja TEC ini sebenarnya cukup sederhana. TEC sebagai kunci toilet memiliki alat pendeteksi bau ammonia yang dikeluarkan manusia saat melakukan defekasi. Saat bau ammonia tercium maka sistem kunci akan menggerakkan solenoida untuk menutup sehingga pintu tidak dapat dibuka. Oleh karena itu, si pemakai toilet harus menyiram toiletnya sampai bersih agar kunci pintu dapat terbuka.
"Harapannya ilmu-ilmu yang ada di ITB dapat saling berkolaborasi dan berintegrasi untuk mengaplikasikan ilmunya di masyarakat," tambah Fawwaz. ITB sebagai institut yang mencetak lulusan dari teknik, seni, hingga manajemen bisnis dapat menjawab masalah yang di hadapi oleh Indonesia saat ini. Selain itu, inovasi memang tidak selalu berangkat dari teknologi yang tinggi dan mahal, tapi inovasi muncul dari kreativitas orang itu sendiri.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi