Kunjungan Himpunan VASA ke "Tur Pameran dan Mini Lecture: Seni yang Menjangkau" Membuka Wawasan Seni

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

Mahasiswa Himpunan VASA mendengarkan mini lecture Pak Eka Sofyan Rizal. (Dok. Serambi Pirous/Angela Sunaryo)

BANDUNG, itb.ac.id - Himpunan VASA, sebuah organisasi mahasiswa program studi Seni Rupa, Institut Teknologi Bandung (ITB), menghadiri acara "Tur Pameran dan Mini Lecture: Seni yang Menjangkau" di Serambi Pirous, Selasa (20/2/2024). Acara ini menjadi kesempatan bagi anggota Himpunan VASA memperluas wawasan dan pengetahuan dalam dunia seni.

Anggota Himpunan VASA terpesona dengan keindahan dan keunikan karya-karya Prof. Emeritus Drs. Abdul Djalil Pirous, atau kerap dikenal sebagai A.D. Pirous, yang dipamerkan dalam tur pameran di Serambi Pirous.

Pameran "Seni yang Menjangkau" tidak hanya menampilkan visi seni A.D. Pirous tetapi juga karya cetak saringnya yang mencerminkan periode aktifnya di Decenta.

Dalam perayaan 50 tahun kelahiran Decenta, setiap detail hasil eksplorasi teknik cetak saring disajikan dengan cermat, mulai dari karya yang figurnya konkret tapi ditampilkan secara impresif sebagai rumah, hingga representasi abstrak alam raya, semua ini bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan secara lebih tajam dan efektif.

"Melihat karya-karya Pak A.D. Pirous sungguh menginspirasi saya untuk terus mengeksplorasi dan mengekspresikan diri melalui seni. Setiap lukisan memiliki cerita dan makna tersendiri yang membuat saya semakin terkesan," ujar Pedro, salah seorang anggota Himpunan VASA.

Lima nilai penting dalam tema “Seni yang Menjangkau” ditampilkan di dinding Serambi Pirous. (Dok. Serambi Pirous/ Eka Sofyan Rizal)

Setelah mengikuti tur pameran, anggota Himpunan VASA diperkaya dengan mini lecture yang digelar oleh Eka Sofyan Rizal, yang mengemukakan lima nilai esensial dalam Seni yang Menjangkau.

Pertama, "Semangat mengubah keadaan" diangkat sebagai fondasi utama, mengajak seniman menjadi agen sosial yang menggunakan gagasan estetik untuk menginspirasi perubahan.

Kedua, "Bereksperimen dengan ketetapan" mengajak untuk menghidupkan keinginan melepaskan diri dari norma yang mapan agar memungkinkan terbentuknya karya-karya seni yang inovatif dan mengubah paradigma.

Ketiga, "Menghidupkan idealisme seni" mengajak menerapkan keterampilan untuk membangun sumber daya diri agar mampu mengeksperimenkan berbagai kemungkinan penciptaan seni yang dapat menggali esensi dan eksistensi diri.

Keempat, "Menerapkan seni yang murni" mengajak agar bersumber pada kesadaran dan ketidaksadaran diri, sehingga dapat memaksimalkan imajinasi yang menghidupkan dialog antara seniman dan penikmatnya, dengan harapan dapat menghadirkan relasi yang mendalam dan mencerahkan.

Kelima, "Menghilangkan sekat pembatas" mengajak membebaskan seniman untuk mengeksplorasi nilai-nilai subjektif dan mengatasi batasan-batasan formal. Dengan demikian, seni tidak hanya menjadi ungkapan kreatif, tetapi juga sarana untuk membangun hubungan yang lebih mendalam antara manusia, alam, dan eksistensi yang lebih tinggi. Publik pun tidak hanya menjadi pengamat, tetapi juga pelaku yang berperan aktif dalam perjalanan seni yang terus berkembang dan memberi inspirasi.

Tur pameran dan mini lecture ini, selain memperkaya pengetahuan seni anggota Himpunan VASA, juga menjadi momentum penting dalam memperluas jejaring dan kolaborasi antarseniman lokal. Diharapkan, acara serupa dapat terus diselenggarakan untuk terus menginspirasi dan mendorong pertumbuhan seni yang lebih inklusif dan berdaya.

Reporter: Angela Sunaryo (Seni Rupa, 2020)