LKM Angkatan ke-3 Sukses Hadirkan Suasana Meriah Sekaligus Haru di Desa Cinanjung

Oleh Muhammad Arief Ardiansyah

Editor Muhammad Arief Ardiansyah

BANDUNG, itb.ac.id – Forum Kedua Latihan Kepemimpinan Mahasiswa (LKM) angkatan ketiga resmi ditutup. Penutupan rangkaian kegiatan yang digelar sejak awal tahun ini dilakukan di GKU 1 Kampus ITB Jatinangor pada Ahad (17/09/17). Dalam forum kali ini para peserta diajak berkegiatan di Desa Cinanjung, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Acara penutupan ini sukses memberikan manfaat dan pengalaman yang mengesankan bagi para pesertanya.

Serangkaian kegiatan forum kedua LKM ini dipusatkan di Kampus ITB Jatinangor. Terhitung sejak Sabtu siang (16/09/17) para peserta sudah sampai di lingkungan Kampus ITB Jatinangor dan segera mendapatkan beberapa materi awal sebagai pengantar bagi kegiatan mereka esok hari. Memasuki waktu sore seluruh peserta langsung digerakkan menuju Desa Cinanjung yang hanya berjarak 6.5 km dari Kampus ITB Jatinangor. Mereka dijadwalkan bermalam di rumah-rumah para penduduk desa yang jumlahnya tak kurang dari 10 Rukun Tetangga (RT).Malam harinya para peserta mendapatkan materi dan penguatan lagi dari M. Yudiaputra Mashudi, seorang dosen di SBM ITB yang telah banyak terjun dalam dunia pengabdian masyarakat. Sosok yang lebih senang disapa dengan panggilan ‘Mas Kampret’ ini mengingatkan para mahasiswa akan mahalnya kegiatan dan kesempatan yang tengah mereka lakukan hari itu. “Meskipun kalian sangat lelah, ingatlah bahwa perjuangan kalian untuk bisa sampai kesini itu mahal seperti misalnya banyak yang sudah rela meninggalkan agenda pentingnya untuk datang kesini,” tutur Putri Ulfa (Teknologi Pasca Panen 2015) menirukan.

Ahad pagi seluruh peserta sudah bersiap di lapangan untuk melaksanakan gerak jalan. Dengan ditemani beberapa penduduk sekitar, para peserta LKM ini bergerak menyusuri desa Cinanjung sambil menanyakan bagaimana kehidupan sehari-hari di desa tersebut. Selepas gerak jalan para peserta langsung mengadakan beragam perlombaan yang bisa diikuti oleh para warga secara gratis. Ada lomba layang-layang bagi anak-anak dan lomba hias barang bekas bagi ibu-ibu. Perlombaan ini sukses mengundang keceriaan di desa Cinanjung akhir pekan itu. “Ada seorang anak yang bernama Satria. Dia bahkan membawa sarung tangan khusus agar bisa memanjat pohon demi mengejar layangan yang putus,” cerita Putri.

Sayangnya para peserta tidak bisa berlama-lama tinggal di desa tersebut. Mereka harus segera kembali ke Kampus ITB Jatinangor untuk mengikuti rangkaian acara LKM berikutnya. Beruntung para panitia menugaskan seluruh peserta untuk membawa kado terbaik sebelum berangkat. Kado inilah yang menjadi kenang-kenangan langsung dari para peserta ke warga desa yang telah menyediakan rumahnya untuk diinapi semalam. Suasana haru pun langsung menyelimuti para warga yang sudah cukup kerasan dengan para peserta meskipun baru bertemu kemarin. “Padahal kita disini bisa dibilang cuman numpang doang. Tapi pas perpisahan warganya sampe ada yang nitikin air mata,” ungkap Putri.

Sesampainya di Kampus ITB Jatinangor acara dilanjutkan dengan sesi presentasi dari para peserta mengenai project yang telah ditugaskan kepada mereka setelah forum pertama berakhir. Tepat pukul 17.00 WIB, Dr. Umar Khayam ST, MT, selaku Sekretaris Lembaga Bidang Kesejahteraan dan Pengembangan Karakter Mahasiswa LK ITB bergegas naik ke podium untuk memberikan pidato penutupan sebelum resmi menutup seluruh rangkaian LKM angkatan ketiga ini.

“Kita semua ini punya kewajiban yang besar untuk membawa negeri ini dari kondisi yang masih belum sesuai harapan kepada cita-cita (bangsa Indonesia),” ujar Dr. Umar Khayam. “Maka training ini pada dasarnya dilakukan untuk membekali kalian agar bisa mulai memimpin diri sendiri dan memimpin orang lain sebagai bekal untuk memimpin Indonesia di masa depan,” papar beliau.

Latihan Kepemimpinan Mahasiswa angkatan ketiga ini pun sukses menghadirkan banyak manfaat dan pengalaman baru bagi para pesertanya. “Seneng banget. Rasanya aku seperti dapat keluarga yang baru di rumah warga yang aku inapi,” ungkap Puteri ketika ditanya tentang kesannya di acara hari itu. Menurut Putri pelajaran paling penting yang bisa ia dapatkan ialah bahwa kita harus bisa tetap bermanfaat meskipun dimulai dari hal yang sederhana sekalipun. Putri mencontohkan sosok ibu yang rumahnya ia tempati selama forum kedua kemarin. “Hanya dengan dikunjungi dan diajak mengobrol saja bisa terlihat kalau ibu itu bahagia banget,” tutur Putri.

Putri juga berpesan kepada kawan-kawannya yang sama-sama telah berhasil mengikuti seluruh rangkaian kegiatan LKM angkatan ketiga ini. “Teruntuk teman-teman peserta, mari kita terus berkarya dan bermanfaat di tempat masing-masing. Jangan lupakan begitu saja semangat-semangat yang pernah kita bawa selama di LKM dan semoga (apa-apa yang sudah kita dapatkan) bisa terus diterapkan kedepannya,” tutup Putri.

(Foto oleh Tim Dokumentasi LKM Angkatan ke-3)