Lomba Perancangan Instrumentasi dan Kontrol 2008: Tim Espresso dari ITB meraih Juara I

Oleh niken

Editor niken

BANDUNG, itb.ac.id - Energi adalah isu yang sangat sering dibicarakan oleh masyarakat dunia, tidak terkecuali Indonesia. Hal ini disebabkan semakin berkurangnya sumber-sumber energi yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan. Masalah ini menyebabkan semakin melambungnya harga sumber-sumber energi di dunia, yang tentunya mempengaruhi ekonomi masyarakat. Dilatarbelakangi hal tersebut, Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT) ITB tahun ini menyelenggarakan Lomba Perancangan Instrumentasi dan Kontrol dengan tema "Perancangan Instrumentasi dan Kontrol untuk Penghematan Energi". Pendaftaran dan pengumpulan paper yang berlangsung selama 2 bulan. Terdaftar 46 tim berpartisipasi, yang terdiri dari universitas dalam maupun luar pulau Jawa. Setelah melewati penilaian dewan juri, diperoleh 10 tim terbaik yang selanjutnya mempresentasikan karyanya pada Kamis(20/11) dan Jumat(21/11) di Campus Center Sayap Timur ITB.
Hadir sebagai dewan juri, Ir. Sudarto Ramli (Technical Division Manager PT. Yokogawa Indonesia), Ir. Herry Moelyanto (Direktur PT. Megacipta Sentrapersada), dan Mohammad Rohmanuddin, Dr.Ir. (Dosen Teknik Fisika ITB). Setelah semua tim mempresentasikan dan melakukan simulasi karyanya, hasil penilaian dewan juri diumumkan pada malam penganugerahan LPIK 2008, Jumat malam.

Posisi pertama dimenangkan oleh tim Espresso (Ramadhani Wahono, Giri Kuncoro, Ferdaus Ario Nurman) dari Teknik Elektro ITB, dengan judul paper "Aplikasi Electronic Load Controller Sederhana Berbasis Non-Mikrokontroler untuk Pengendali Generator Sinkron pada Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Mikro sebagai Strategi Optimasi Konversi Energi yang Ramah Lingkungan". Electronic Load Controller (ELC) adalah suatu alat kendali yang dipasang pada generator sehingga jika terjadi perubahan beban maka generator akan melihat seolah-olah beban tidak mengalami perubahan sehingga generator tetap dapat bekerja pada kondisi normal. Selain itu, ELC juga berfungsi untuk melindungi generator dari masalah arus lebih baik yang diakibatkan adanya gangguan hubung tanah maupun yang diakibatkan beban yang melebihi kapasitas nominal generator (overload).

Tim Akula (Mahya Tauhidiya Nur, Hardika Agus, Martino Dedy) dari Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember memenangkan posisi juara kedua dengan paper "Desain Kontrol Iluminasi pada Hybrid Solar System: Solid State dan Fiber Solar Lighting". Sistem pencahayaan ini memanfaatkan energi cahaya matahari secara langsung, tidak mengalami konversi ke bentuk energi yang lain sehingga memiliki efisiensi yang lebing tinggi. Penggunaan artificial lighting sebagai sistem kompensasi pada hybrid solar lighting dapat mengurangi penggunaan energi listrik untuk pencahayaan pada siang hari.

Juara ketiga diraih oleh tim I - BIRD (Ryvo Octaviano, M. Bintang H.P, Rahmat Ranudigdo) dari Tim Elektro ITB dengan judul paper "Kontrol Sistem Hibrid Dengan Boost Converter Untuk Tracking Daya Maksimal". Pada sistem Hibrid ini, sistem dapat mengontrol penggunaan photovoltaic dan jaringan PLN secara otomatis secara bersamaan.

Juara I memperoleh hadiah total 10 juta rupiah, juara II 7,5 juta rupiah, dan juara III memperoleh hadiah sebesar 5 juta rupiah. Acara malam penganugerahan juga merupakan acara penutup dari keseluruhan rangkaian acara LPIK 2008. Selain lomba, secara bersamaan dilaksanakan seminar mengenai solusi energi di Indonesia, dan juga pameran yang menghadirkan stand-stand perusahaan yang bergerak dalam bidang energi serta laboratorium-laboratorium Teknik Fisika ITB.