Lulus dengan IPK Nyaris Sempurna, Willy Apriyanto: Kuliah di ITB Merupakan Kebanggaan

Oleh Fivien Nur Savitri, ST, MT

Editor Fivien Nur Savitri, ST, MT


BANDUNG.itb.ac.id--Mahasiswa Teknik Kelautan angkatan 2014 ini rupanya tidak menyangka bahwa dirinya akan menjadi peraih IPK tertinggi pada Wisuda Pertama Institut Teknologi Bandung Tahun Akademik 2018/2019 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Sabtu (20/10/2018). 
Willy Apriyanto namanya. Pria yang akrab dipanggil Willy ini, berhasil lulus dengan IPK 3.97. Itu artinya hanya empat mata kuliah saja yang mendapatkan nilai di luar A. Tak disangka, rupanya salah satu di antara keempat mata kuliah tersebut merupakan mata kuliah kesukaannya. Meski demikian, Willy tetap merasa bersyukur atas apa yang ia raih selama berkuliah empat tahun di ITB.   

Selama berkuliah di ITB, Willy berhasil membawa pulang dua predikat juara satu pada ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Center for Local Law Development Studies (CLDS) 2016 yang diadakan oleh Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) dan Dedikasi 2017 yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanundin Makassar. Selain itu pada 2016, Willy dan tim berhasil meraih juara dua Lomba Desain Struktur Laut Pemecah Gelombang pada acara Dedikasi 2016.

Willy tidak mencukupkan dirinya untuk berkembang di bidang akademik saja. Willy turut aktif dalam Keluarga Mahasiswa Teknik Kelautan (KMKL). Mulai dari magang di divisi Pengembangan Karakter (2015), staf Bidang Akademik (2016), sampai menjadi kepala departemen Karya dan Keprofesian (2017). Selain itu, Willy juga bergabung dalam Unit Paduan Suara Mahasiswa (PSM) dan Keluarga Mahasiswa Buddhis (KMB). 

Pria alumni SMA Kristen Karunia Jakarta ini juga tidak menyangka akan sangat menikmati perkuliahan di jurusan Teknik Kelautan. Begitu diterima di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL), sesuai namanya Willy hanya terpikir untuk masuk di jurusan Teknik Sipil. Namun setelah mengikuti perkenalan program studi, Willy menjatuhkan pilihannya untuk masuk di jurusan Teknik Kelautan. 

Di bawah bimbingan Dr. Eng. Nita Yuanita, S.T., M.T., pria kelahiran Jakarta, 22 Mei 1996 ini berhasil menyelesaikan tugas akhirnya mengenai desain ladang pembangkit listrik tenaga gelombang dengan memetakan potensi laut di Indonesia selama enam bulan dengan judul “Studi dan Perencanaan Pembangkit Listrik Energi Gelombang Laut di Indonesia”. 

“Aku bersyukur banget masuk jurusan Teknik Kelautan,” kata Willy. 

Ia mengatakan, mendapatkan kesempatan berkuliah di ITB merupakan suatu kebanggan tersendiri. Ditambah lagi, lingkungan akademik yang kondusif, dosen-dosen yang ramah dan terbuka, teman-teman yang menyenangkan. 

“Berhasil masuk ITB tidak selalu menunjukkan bahwa kita yang terhebat. Mungkin dulu kita memang hebat, tapi belum tentu sekarang. Karena yang Indonesia butuh kan bukan orang-orang yang hanya sekedar pintar. Tapi mereka yang bersemangat dan mau bekerja keras,” pesannya.

Reporter : Salma Zahra