Mahasiswa Farmasi ITB Juara Kompetisi Nasional Pharmadays 2019

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Foto: Dok. Pribadi


BANDUNG, itb.ac.id – Tim mahasiswa dari program studi Sains dan Teknologi Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), berhasil menjuarai kompetisi Pharmadays 2019 yang diselenggarakan di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 15 September 2019. Pharmadays merupakan acara tahunan berupa kompetisi kefarmasian nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Farmasi UGM.

Rangkaian kegiatan dari Pharmadays terdiri atas olimpiade farmasi (untuk siswa tingkat SMA), kompetisi poster, kompetisi kefarmasian, dan seminar nasional. Kategori yang berhasil dimenangkan oleh tim mahasiswa ITB adalah kompetisi kefarmasian yang terdiri atas lomba cerdas cermat dan konseling pasien, dengan total peserta berjumlah 22 tim dari berbagai universitas di seluruh Indonesia.

Adalah Mathias Lourdion Kusnaman, Bella Tania, dan Novi Rizky Amelia, sebagai tim dari ITB yang mengikuti kompetisi tersebut. Menurut mereka, salah satu motivasi untuk mengikuti perlombaan ini adalah mencari pengalaman serta kegiatan lain di luar perkuliahan. 

“Pada awalnya kami mengikuti Pharmadays karena tidak sengaja melihat poster dari perlombaan tersebut di akun media sosial. Karena sebelumnya kami pernah mengikuti lomba di universitas lain namun hanya sebagai finalis, kami ingin mencoba keberuntungan lagi di lomba lainnya. Kebetulan, lomba yang berdekatan dan kami ketahui adalah kompetisi farmasi Pharmadays 2019 ini,” ujar Lourdion saat diwawancara oleh Reporter Humas ITB.

Lourdion mengatakan, dalam mengikuti perlombaan tersebut, tantangan terbesar yang mereka harus lewati adalah pada tahap konseling. “Kami bertiga merupakan mahasiswa Sains dan Teknologi Farmasi dan belum pernah mencoba serta melakukan simulasi konseling tatap muka dengan pasien di apotek. Materi ini cukup banyak diberikan pada jurusan lain di Sekolah Farmasi yakni Farmasi Klinik dan Komunitas, namun kemampuan kami di kategori tersebut tidak terlalu terasah. Tapi kami bisa menyelesaikan babak tersebut dengan baik walaupun dengan minimnya pengalaman dan pengetahuan,” ujar Lourdion.

Kompetisi Pharmadays 2019 sendiri dibagi menjadi tiga babak yaitu babak penyisihan, semifinal, dan final. Secara umum materi dari lomba ini dibagi kedalam dua kategori besar yaitu lomba cerdas cermat dan konseling pasien di apotek dengan tujuan mencari peserta terbaik berdasarkan gabungan dari kedua kategori tersebut.

Babak penyisihan dilaksanakan pada 14 September 2019 pukul 15.00 WIB di Aula Fakultas Farmasi UGM. Kemudian, sembilan tim terbaik lolos ke babak selanjutnya yaitu semifinal dan final yang diselenggarakan pada keesokan harinya, yaitu 15 September 2019. Akhirnya, pada babak final mereka berhasil menjadi juara setelah bersaing dengan perwakilan dari Universitas Sanata Dharma dan Universitas Diponegoro.

“Hasil positif yang kita dapatkan setelah mengikuti lomba ini pastinya meningkatkan mental ketika berkompetisi. Di sisi lain dengan mengikuti lomba ini setidaknya kami jadi sering mengadakan belajar bersama sebagai pengingat materi kuliah yang telah kita dapat pada tingkat sebelumnya. Pada lomba sebelumnya yang kami ikuti, rasa grogi dan gegabah cenderung muncul sehingga hasil yang didapat kurang maksimal. Setelah lomba ini, secara mental dan kepercayaan diri kami meningkat dan tentunya menambah wawasan kami bahwa dunia kefarmasian itu ternyata sangat luas,” ujarnya.

Menurut Lourdion, dengan mengikuti lomba, kita dapat mengukur pengetahuan yang kita miliki di bidang kefarmasian. Apabila ternyata pengetahuan yang dimiliki masih tertinggal dengan yang lain, hal ini dapat menjadi motivasi untuk semakin giat belajar dan menambah wawasan. Untuk itulah ia berharap, mahasiswa Farmasi ITB juga termotivasi untuk ikut perlombaan. “Selagi kita diberikan kesempatan dan ada waktu untuk mencoba, kenapa tidak?” pesannya.

Reporter: Christopher Wijaya (Sains dan Teknologi Farmasi, 2016)