Mahasiswa ITB Kembangkan Mesin Anjungan Tunai Anti Skimming dan Pin Capturing
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
BANDUNG, itb.ac.id – Penggunaan mesin anjungan tunai sudah tidak lagi asing bagi masyarakat. Didukung oleh sistem perbankan nasional maupun internasional, mesin ini menjadi salah satu yang dicari masyarakat untuk mengambil uang tunai. Namun demikian, masyarakat perlu waspada terhadap upaya-upaya kriminal pencurian data nasabah oleh sekelompok orang. Data nasabah berupa PIN dan nomor kartu dapat diketahui saat nasabah melakukan transaksi di ATM yang telah dipasang mesin skimming. Alat ini seringkali luput dari perhatian pengguna karena bentuknya yang hampir sama dengan mesin pembaca kartu ATM pada umumnya.
Berangkat dari kasus pembobolan uang tunai dari mesin anjungan tunai yang sempat marak belakangan ini di berbagai wilayah di Indonesia, tiga orang mahasiswa ITB membuat inovasi dengan membuat Fingershield ATM. Inovasi tersebut berupa sebuah mesin ATM yang memiliki verifikasi tambahan berupa sidik jari. Selain tambahan pengamanan berupa sidik jari, Fingershield ATM ini juga menggunakan kartu chip atau smart card. Smart Card diharapkan dapat menggantikan jenis kartu ATM magnetic stripe yang biasa dipakai di Indonesia. Display ATM yang dipakai juga sudah berupa display touchscreen.
Mereka adalah mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2014, yaitu Bayu Aji Sahar Nugroho, Christiawan Mulyono, dan Azel Rahardian Fayyad. Delapan bulan sebelumnya, Bayu, Christiawan, dan Rahardian melakukan riset untuk mencari tahu kelemahan mesin ATM yang dipakai di Indonesia saat ini. Ketiga mahasiswa ITB tersebut menyimpulkan bahwa terdapat kekurangan ATM di Indonesia dari sisi fraud-nya, yaitu skimming dan pin capturing.
"Membaca data di kartu chip lebih sulit dari membaca data magnetic stripe card. Ketika memasuki reader, ada proses autentifikasi (terdapat kunci yang harus dilalui) terlebih dahulu. Keamanan semakin terjamin karena setiap kunci dari setiap sistem itu berbeda. Lebih lanjut, data pada kartu chip itu terenkripsi, sehingga tidak sembarang orang dapat membaca data di dalamnya. Oleh karena itu, dengan Fingershield ATM yang memiliki autentikasi sidik jari yang memiliki pola unik setiap orangnya dan smart card yang sangat sulit untuk dicuri data di dalamnya, maka proses penyadapan kartu ATM dan pencurian informasi PIN saja tidak cukup untuk melakukan tindak pencurian rekening nasabah. Skimming dan PIN Capturing pun dapat teratasi,” ujar Christiawan, salah satu anggota tim.
Di luar negeri, sebenarnya sudah ada beberapa ATM dengan sistem serupa, namun belum secara luas digunakan. Untuk di Indonesia sendiri, masih tertahan oleh beberapa regulasi, yang menyebutkan kalau data pribadi tidak boleh dibawa keluar. Sedangkan di dalam kartu ATM chip memuat sidik jari yang merupakan data pribadi. Namun, Fingershield ATM ini sudah mengembangkannya dengan yang sidik jari terenkripsi sehingga tidak bisa diekstrak atau diambil.
Bayu, salah satu anggota lain tim berharap penelitian ini dapat berlanjut. “Kalau memang ada kesempatan, dan memang takdirnya kita disuruh bekerja di bidang ini, ya mungkin dikembangkan. Atau ada orang lain di angkatan bawah yang tertarik dengan TA ini dan mengembangkannya lebih lanjut.”
Christiawan juga berharap, bila sistem ATM sudah lebih aman, jumlah penarikan dan transfer uang dapat naik, sehingga dapat membantu nasabah apabila ada kepentingan yang mendesak. “Harapannya kalau sistem keamanannya lebih aman, jumlah penarikan dan transfer uang bisa naik.” harap Christiawan.
Fingershield ATM ini menjadi salah satu karya yang ditampilkan pada EEDays (Electrical Engineering Days) 2018 yang berlangsung pada Selasa-Kamis (22-24/06/2018) di Aula Timur.
Reporter: You One Van Tomi
Foto: Panitia EEDays 2018