Mahasiswa ITB Menangi Hadiah Khusus Kompetisi E-Idea British Council
Oleh Ria Ayu Pramudita
Editor Ria Ayu Pramudita
Mereka mengemukakan bahwa sektor industri Indonesia menyerap 70% konsumsi listrik nasional untuk menghidupi mesin-mesin besar, perangkat elektronik, dan ratusan ribu bola lampu yang terkadang menyala 24 jam sehari. Dengan pengendalian yang lebih nyaman dan murah menggunakan layanan SMS, diharapkan sekitar 44000 industri yang terdaftar di Indonesia dapat melakukan penghematan hingga 80% dari penggunaan listrik mereka yang selama ini mencapai biaya kolektif sebesar 116 miliar rupiah. Dengan begitu, industri-industri pun secara tidak langsung telah menerapkan konsep ramah lingkungan karena hingga saat ini pembangkitan energi listrik di Indonesia masih didominasi oleh bahan bakar fosil yang mengemisikan banyak karbon dioksida dan memberikan kontribusi dalam pemanasan global.
"Teknologi ini digagas oleh sahabat saya, Kavin Yudhitia dari Telekomunikasi ITB. Awalnya dia mencoba membuat program yang dapat mengendalikan LED pada board melalui SMS. Kemudian saya meminta izin untuk mengembangkan sistem tersebut pada seluruh peralatan listrik terutama di bangunan-bangunan besar untuk skala industri," ungkap Alfa, nama panggilan Alfadho, kepada Kompas.
Ia menggunakan bahasa pemrograman C# (baca: C-sharp) untuk membuat server mampu menerima perintah berupa SMS dari telepon selular, yang lalu meneruskan perintah ke komputer melalui modem atau Bluetooth. Dari komputer, perintah kemudian diteruskan kepada mikrokontroler yang merupakan penghubung komputer dengan saluran listrik yang ada di gedung. Secara keseluhan, perangkat listrik pada industri akan mati atau menyala sesuai dengan perintah yang dikirimkan via SMS.
Selain dapat digunakan oleh industri untuk menghemat penggunaan listrik, Alfa mengemukakan bahwa teknologi ini juga dapat digunakan PLN untuk memutus aliran listrik bagi pelanggan yang menunggak terlalu lama. "Daripada PLN memutus panel listrik, kan, biaya pasangnya nanti mahal lagi. Kalau dengan teknologi yang saya kembangkan ini, PLN dapat memutus sementara jaringan listrik pelanggan tanpa merusak jaringan listrik yang sudah ada," jelasnya kepada Kompas. Ke depannya, Alfa ingin mengembangkan teknologi ini tidak lagi dengan basis SMS, namun berupa mobile application dalam ponsel. "Tapi masih jauh, masih butuh banyak penelitian dan pengembangan," ujarnya yang kini bekerja di Medco Energy.
Alfa bersama tiga pemenang lain dari Indonesia akan bertemu dengan pemenang-pemenang E-Idea lain dari berbagai negara: Australia, Cina, Jepang, Korea, Thailand, dan Vietnam. Karya-karya mereka dipamerikan untuk umum oleh British Council pada Rabu (05/10/11) di Hotel Shangri-La, Jakarta.
Sumber: British Council dan Kompas