Mahasiswa ITB Menangkan Kompetisi Ide Pengembangan Pariwisata Lokal
Oleh Luh Komang Wijayanti Kusumastuti
Editor Luh Komang Wijayanti Kusumastuti
Kompetisi ini menghimpun ide untuk mengembangkan pariwisata dan industri kreatif di Indonesia sehingga potensi kekayaan alam dan kreatifitas negara ini dapat bersaing. "Kami mencoba mempromosikannya melalui pendekatan ABCG yaitu akademisi, swasta, masyarakat dan pemerintah. Semua pemangku kepentingan perlu terlibat dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif," ungkap Rizki. Baginya, sebuah daerah yang memiliki potensi alam dan kreatif, seharusnya bisa didapatkan manfaatnya oleh masyarakat lokal daerah itu sendiri.
Akademisi, yaitu mahasiswa, dilibatkan tim ini sebagai pengamat dari industri kreatif dan melakukan pemetaan terhadap lokasi dan jenisnya. Swasta berperan dalam membantu dari segi pembiayaan. Pemerintah menyediakan iklim kewirausahaan bagi masyarakatnya. Sementara itu, masyrakat harus bisa mengelola potensinya dan bisa mendapatkan keuntungan. Karena fokus mereka sebagai perencana wilayah kota, mereka mengusahakan bagaimana pariwisata dan industri kreatif ini bisa berkembang dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada. "Jangan sampai potensi lokal malah dimanfaatkan oleh orang luar Kota Bandung," harap Rizki.
Buat Aplikasi dan Pameran Untuk Industri Kreatif
Tim ini melihat kegiatan industri kreatif di Kota Bandung yang begitu banyak dan bervariatif, namun belum terdapat wadah yang menyatukannya. Selain itu, mereka menuliskan bahwa industri kreatif masil lemah dalam memproduksikan produknya. Dengan mengandalkan teknologi masa kini, yaitu telepon genggam pintar (smartphone) dan internet, tim ini mengembangkan sebuah aplikasi terintegrasi yang diberi nama 'The Riung Bandung Project'.
The Riung Bandung Project dijadikan sebagai wadah seluruh industri kreatif dalam hal pemasaran, promosi, dan pengembangan produk serta untuk menampung aspirasi pelaku industri kreatif. Terdapat sebuah katalog online yang dikemas dalam aplikasi digital. Dalam katalog tersebut, dipetakan potensi industri kreatif di Kota Bandung. Aplikasi ini bersifat dua arah. Tidak hanya pelaku industri kreatif yang bisa memberikan informasi terhadap produk dan lokasi pembuatannya, tetapi juga pengguna aplikasi atau masyarakat yang menggunakan smartphone.
Masyarakat bisa secara langsung, melalui aplikasi tersebut, memetakan lokasi industri kreatif yang pernah ia kunjungi. Selain bisa memetakan, mereka juga bisa memberikan komentar serta rekomendasi. Kemudian, informasi dari pelaku industri kreatif dan pengguna tersebut dapat diakses secara online oleh masyarakat. Aplikasi ini juga menyediakan pemberitahuan jika diadakan kegiatan seperti kegiatan festival ataupun pameran yang berkaitan dengan industri kreatif yang bisa menjadi daya tarik wisata. Sehingga aplikasi ini diharapkan bisa menarik wisatawan sebanyak-banyaknya.
Selain aplikasi tadi, dalam proyek ini juga digagas sebuah pameran yang bernama 'Riung Bandung, The Exhibition-KOPDAR' untuk menjawab tujuan mempromosikan produk dari industri kreatif secara langsung. Sosial media kembali menjadi media yang dimanfaatkan untuk mempromosikan kegiatan pameran ini. Dalam pameran ini, tim ini juga berharap bisa melibatkan swasta dan pemerintah untuk secara langsung bisa melihat potensi lokal di daerahnya. Menurut tim ini, kegiatan pameran bisa didukung oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil, untuk menguatkan Kota Bandung sebagai Kota Kreatif. Melaui ide tersebut, tim ini berhasil lolos ke 20 besar dan mempresentasikan ide mereka di Jogjakarta dan memenangkan The Best Project Presentation.
Sumber foto: dokumentasi panitia