Mahasiswa ITB Menjadi Delegasi Indonesia pada Model ASEAN Meeting di Singapura
Oleh Vera Citra Utami
Editor Vera Citra Utami
Bandung, itb.ac.id - Mahasiswa Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Immanuel Deo, menjadi salah satu mahasiswa yang terpilih untuk mewakili Indonesia pada acara The 4th Model ASEAN Meeting yang diselenggarakan ASEAN Foundation (AF) pada 3-8 Juli di National University of Singapore, Singapura.
Setiap negara diwakili dua tim, bersama enam orang mahasiswa dari UGM, UI, UNPAD dan UII, Deo menjadi satu-satunya mahasiswa yang memiliki latar belakang pendidikan sarjana teknik.
Mahasiswa ITB Program Studi Teknik Tenaga Listrik 2015 ini mengatakan Model ASEAN Meeting ini adalah simulasi meeting di ASEAN yang ditujukan khusus kepada para mahasiswa untuk ikut andil dalam perkembangan ASEAN dan menyelesaikan masalah yang ada.
Secara umum, skema simulasi ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu track 1 dan track 2, dimana setiap track memiliki topik khusus yang akan dibahas pada meeting. Setiap track memiliki tiga komunitas (ASEAN Community), yaitu ASEAN Economy Community(AEC) , ASEAN Policy-Security Community (APSCC), dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) yang masing-masing diwakili oleh satu Senior Official (SO) dan Minister.
Skema meeting berawal dari rapat SO untuk membahas chairman statement yang berisi solusi-solusi terhadap masalah yang ada. Amendemen dilakukan hingga semua delegasi sepakat bahwa draft sudah final. Kemudian dilanjutkan dengan rapat Minister. Setelah itu, diadakan Coordinating Meeting yang menggabungkan kedua track, dilanjutkan ke ASEAN summit, dimana para Head of Government (HoG) rapat untuk menetapkan draft final dan kemudian menjadi dokumen utuh dengan tanda tangan HoG.
Deo menjadi bagian dari anggota Tim Bhinneka nama tim dari Indonesia. “Tim Bhinneka memiliki kapasitas pengetahuan yang sangat diverse,” ujarnya. Selain dirinya ia menyebutkan nama Raafi, Kenneth, dan Dominique dari jurusan Hukum UI, Kevin dan Nisrina dari jurusan Hubungan Internasional UGM, Muhamad Fadillah dari jurusan Ilmu Ekonomi UNPAD.
Strategy Paper adalah draft yang diajukan setiap tim untuk menyatakan bagaimana seharusnya negara bertindak dalam menanggapi masalah regional secara representatif. Selain itu ada Position Paper, yang diajukan untuk menunjukkan secara singkat apa saja solusi yang ingin di suarakan di simulasi meeting dan diharapkan untuk diimplementasikan untuk setiap community di ASEAN.
“Diversity yang dimiliki oleh tim ini menjadi keunggulan tersendiri, karena sebagai tim kita mampu membawakan setiap ilmu yang berbeda menjadi satu kesatuan yang kuat untuk menetapkan solusi dan cara implementasinya lewat strategy paper,” katanya.
Dia mengatakan bagi mahasiswa teknik, khususnya dari ITB, sudah seharusnya belajar diplomasi dan negosiasi yang baik agar menjadi global citizen dengan pemikiran yang global yang lebih open-minded dan tindakan yang lokal. Selain menjadi delegasi, Tim Bhinneka juga menampilkan vocal group medley lagu tradisional Indonesia di hari terakhir cultural night yang disebut “ASEAN Night”.
Kiriman berita dari: Immanuel Deo (STEI)