Mahasiswa ITB Raih Juara 1 Lomba Debat Al-Qur’an MTQMN 2023
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id – Sejumlah mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih prestasi gemilang dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa (MTQMN) yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya pada 3-10/11/2023.
Dua mahasiswa ITB tersebut yakni, Rakean Radya Al Barra dari jurusan Manajemen Rekayasa Industri serta Argya Rangga Wicaksana dari jurusan Astronomi. Mereka berhasil mendapatkan juara pertama musabaqah debat ilmiah kandungan Alquran dalam bahasa Inggris.
Dalam ajang yang diselenggarakan dua tahun sekali ini, dialektika dan kemampuan berpikir mereka diadu selama 6 kali putaran debat, dari babak penyisihan hingga final.
“Mosi yang diajukan sangat beragam, mulai dari ekonomi, agama, teknologi, pendidikan politik, hingga lingkungan. Lomba ini berbasis agama sehingga kami harus menghafalkan dan memahami dalil-dalil Al-Qur’an dan prinsip Islam untuk setiap kemungkinan mosi. Kami menghabiskan ratusan halaman hanya untuk melakukan riset,” ujar Rakean.
Persiapan untuk mengikuti kompetisi ini telah dilakukan sejak bulan Ramadan 2023. Mereka juga mendapatkan pembinaan dari salah satu alumni ITB, Hafiz, yang pernah masuk ke babak final lomba debat MTQMN 2013.
Tak hanya itu, mereka juga difasilitasi untuk melakukan latihan tanding dengan tim dari Politeknik Negeri Bandung. Selain itu, pengasuh Mah’ad Khadimusunnah Bandung, Ustaz Fadhil Al-Makky turut melatih keduanya.
Argya menuturkan salah satu tantangan yang mereka temui dalam lomba adalah pada kemampuan note-taking untuk mencatat dan merekam poin-poin penting yang pada akhirnya akan diutarakan. “Sempat blank di atas podium dan tidak bisa menyampaikan apa-apa ketika babak preliminary. Kami pun tidak bisa beristirahat dengan cukup karena lomba seharian penuh dan malam harinya ganti melakukan topic building,” bebernya.
Di samping memberikan dalil dan argumentasi, mereka juga senantiasa melengkapinya dengan data dan contoh kasus nyata. “Dibandingkan tim lain, kami tidak lupa menyelipkan data dan fakta untuk memperkuat argumen. Dalil yang kami bawa juga cukup lengkap, mulai dari Al-Qur’an, hadits, ushul fiqh, dan beberapa shiroh nabawiyah. Umumnya tim lawan hanya menggunakan dalil sebagai suplemen, bukan landasan argumen,” ungkap Argya kepada reporter Humas ITB (23/11/2023).
Kompetisi ini memang tidak ada kaitannya dengan jurusan mereka, namun Rakean berpendapat bahwa seharusnya mahasiswa ITB lebih berani untuk mengikuti kompetisi di luar keahliannya masing-masing. “Kita ternyata bisa kok bersaing dengan mahasiswa di luar sana yang memang menekuni prodi agama. Modal terpenting yang harus dimiliki adalah niat dan kemauan,” ungkap Rakean.
Selaras dengan ucapan Raekan, Argya juga menggarisbawahi niat dan keseriusan tekad. Dia mengaku sempat tidak percaya diri dengan kemampuan bahasa Inggrisnya. Namun lama-lama, kepercayaan dirinya muncul.
“Mulanya aku minder dengan kemampuanku berbahasa Inggris. Tapi, lambat laun setelah meluruskan niat, kepercayaan diri itu muncul. Terlepas dari apapun bidang teman-teman, kalau memang sudah ada niat di dalam hati, eksekusi saja dulu. Tidak usah memikirkan hasil akhirnya. Yakinlah bahwa 99% usaha itu akan berhasil, sementara sisa 1% dikembalikan lagi pada kehendak-Nya,” tuturnya.
Kerja keras dan latihan intensif yang dilakukan pun membuahkan hasil manis di akhir. Mereka berhasil tampil gemilang dari total 62 tim yang ikut berlaga.
Reporter: Maharani Rachmawati Purnomo (Oseanografi, 2020)