Mahasiswa ITB Raih Juara White Paper Competition Tingkat Nasional di UGM

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Foto: Dok. Pribadi


BANDUNG, itb.ac.id -- Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan oleh mahasiswa ITB dalam kompetisi white paper tingkat nasional. Tim Patungan dan Fortuna berhasil meraih masing-masing juara I dan II dalam kompetisi White Paper Competition Industrial Workshop 2019 yang diadakan oleh Fakultas Teknik Industri, Universitas Gadjah Mada (UGM).

Tim Patungan yang terdiri atas Iqbal Hakim Ardiansyah (PWK ‘17) dan Hafidz Muhammad Yudhaifha (Teknik Geodesi dan Geomatika ‘16) serta Tim Fortuna terdiri dari Palita Rana Putinagari (Kewirausahan 2021), Laksmi Azzahra Kaheraning (Manajemen 2021), dan Savina Dinda Ramadhianty (Manajemen 2021). Selain meraih juara I dan II, tim Patungan juga berhasil meraih Best Presentation dalam kompetisi tersebut.

White paper merupakan dokumen yang ditujukan untuk menjelaskan sebuah isu yang terjadi, bagaimana rincian permasalahannya, dan apa solusi yang ditawarkan dengan desain komunikasi visual yang baik. White paper sebenarnya sudah banyak digunakan di luar negeri untuk menyelesaikan suatu kasus baik secara formal maupun dengan kompetisi. 

Mengangkat tema “Kemajuan Financial Technology dan Tantangannya,” para peserta kompetisi tersebut pertama-tama harus mengirimkan abstraksi berdasarkan sub tema yang sudah dipilih. Setelah lolos tahapan tersebut, baru pengiriman proposal. Dan peserta yang lolos final diundang ke Yogyakarta untuk mengikuti tahapan berikutnya yaitu pemberian study case serta membuat paper dan dipresentasikan.

Tim Patungan pada awal kompetisi tersebut berinovasi untuk pembuatan equity crowdfunding untuk UMKM. Ide dari tim Patungan tersebut  berhasil mengantarkan mereka ke tahap final yang dilaksanakan pada 13-15 September 2019. Pada tahapan final, ada 2 case yang harus dipilih oleh finalis untuk dianalisis, yaitu fintech illegal dan perlindungan konsumen. Pada tahapan tersebut tim Patungan mengambil sub tema perlindungan dari penyalahgunaan data. Tim Patungan menawarkan ide berkaitan dengan demarketing. Dan dari serangkaian lomba tersebut berhasil menghantarkan mereka meraih juara I.

Menurut Iqbal, salah satu anggota Tim Patungan, mengikuti kompetisi tersebut adalah pengalaman berharga bagi dia dan tim karena lombanya sendiri merupakan yang pertama di Indonesia. “Pesannya semoga mahasiswa ITB bisa lebih sering ikut lomba seperti ini dan mulai menuliskan risetnya, baik dalam bentuk jurnal, juga menuliskannya di koran atau media populer lainnya,” tambah Iqbal ketika ditanyai pesan dan kesannya.

Sementara bagi Palita Rana, salah satu anggota tim Fortuna, menjelaskan pada kompetisi tersebut mereka mengangkat isu mengenai disrupsi fintech dalam sistem pembayaran konvensional pada angkutan kota. Selain itu timnya juga ditantang menyelesaikan isu fintech P2P oleh pihak OJK. Setelah materi yang diberikan mereka juga diharuskan menyelesaikan masalah dari isu fintech yang sudah dipaparkan yaitu bahaya fintech illegal.

“Secara keseluruhan, kompetisi ini sangat menarik, sangat menantang, serta menjadi pengalaman yang sangat baik dan berkesan. Harapannya semoga lomba white paper ini dapat dikembangkan lagi di Indonesia,” ucap Palita Rana kepada reporter Kantor Berita ITB.

Reporter: Deo Fernando (Kewirausahaan 2018)