Mahasiswa ITB Raih Penghargaan Hermann Oberth Award pada Konferensi IAC 2012

Oleh Christanto

Editor Christanto

NAPOLI, itb.ac.id - Mahasiswa Program Studi Aeronotika dan Astronotika ITB, Hagorly Mohamad Hutasuhut, berhasil meraih prestasi membanggakan pada Konferensi International Astronautical Congress (IAC) 2012 di Napoli, Itali pada 1-5 Oktober 2012 lalu. Hagorly meraih penghargaan Gold Medal Hermann Oberth Award untuk kategori Undergraduated Student.

"Sebagai satu-satunya perwakilan mahasiswa dari Indonesia, penghargaan tersebut merupakan penghargaan yang cukup membanggakan karena paper-paper yang dipresentasikan di salah satu premier acara konferensi tahunan mengenai teknologi antariksa tersebut telah melewati seleksi yang cukup ketat," ujar Hagorly.

Berawal dari Tugas Akhir

Paper yang membawa Hagorly pada prestasi membanggakan tersebut berawal dari Tugas Akhir yang dikembangkan. Ia beserta rekannya, Bagus Adiwiluhung Riwanto (Teknik Elektro ITB) dengan dosen pembimbing Dr. Rianto Adhy Sasongko dan Dr. Ridanto Eko Poetro mengusung paper yang berjudul "HIL Simulation of Spin Stabilized Spacecraft Dynamics by Two Degree of Freedom Gyroscope Simulator".

Abstrak karya tersebutlah yang dikirimkan pada tahap awal hingga berhasil diterima dan dipresentasikan pada bagian Student Conference di International Astronautical Congress (IAC 2012) di Napoli, Itali. Selain Hagorly, terdapat 6 orang perwakilan dari Indonesia lainnya yang mengikuti acara tersebut yang merupakan perwakilan dari LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), INDOVISION, dan beberapa peneliti dari Indonesia.

Konferensi Penting

IAC 2012 merupakan konferensi teknologi penerbangan antariksa tahunan yang melibatkan ilmuwan, pusat riset dari berbagai universitas, agensi, dan industri mengenai teknologi antariksa di seluruh dunia. Selama International Astronautical Congress (IAC) berlangsung ada beberapa kegiatan utama yang diselenggarakan seperti Technical Programme, UN/IAF Workshop, serta Public Programme.

Technical Programme adalah acara simposium IAC yang terdiri dari berbagai paper yang ditulis oleh komunitas antariksa, dan telah diseleksi selama pertemuan International Astronautical Federation (IAF) Programme Committee. Sementara itu UN/IAF Workshop adalah acara yang mempertemukan para generasi muda, anggota parlemen.

IAC merupakan konferensi yang tidak hanya membahas mengenai teknologi dirgantara khususnya mengenai antariksa, namun juga sampai kepada space-law (hukum antariksa, red) dan bisnis mengenai industri ini. IAC menjadi salah satu konferensi premier mengenai antariksa, sekaligus satu-satunya acara tahunan yang dapat mempertemukan ketua space agency dari seluruh dunia seperti NASA (Amerika), ESA (Eropa), JAXA (Jepang), dan Roscosmos (Rusia).

"Pada saat closing ceremony diluar dugaan saya mendapatkan penghargaan Gold Medal Hermann Oberth Award untuk kategori Undergraduate Student. Penghargaan tersebut pertama kalinya diterima mahasiswa dari Indonesia," ungkapnya.