Mahasiswa ITB Raih Prestasi Ajang IYS 2015

Oleh Teguh Yassi Akasyah

Editor Teguh Yassi Akasyah

BANDUNG, itb.ac.id - Sekian kalinya, prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa ITB untuk tingkat nasional. Mahasiswa yang berasal dari Program Studi Kewirausahaan ITB dan Program Studi Teknik Metalurgi ITB berhasil merebut juara pertama dalam ajang Indonesia Youngpreneur Summit (IYS) 2015 yang diselenggarakan oleh Workshop of Entrepreneurship and Technology yang merupakan Unit Kemahasiswaan dari Institut Teknologi Sepuluh November pada Sabtu-Minggu (23-24/05/15). Kali ini, acara tahunan tersebut mengangkat tema ''The Innovative Revolution''. Melalui tema ini setiap tim dituntut untuk siap berkompetisi dalam bentuk inovasi terbarukan, tentu saja turut berdasarkan kepada dunia bisnis sendiri.

Selain meraih peringkat pertama, tim yang beraggotakan Dedy Syahputra Sijabat (Kewirausahaan 2013), Deddy Chandra Nababan (Teknik Metalurgi 2013), Christina Evelyne Emeralda Purba (Kewirausahaan 2013) tersebut turut meraih gelar sebagai Best Strategist for outsanding achievement and excellent performance in developing real strategy for real client at BrandPartner Strategy Challenge. Prestasi membanggakan ini diraih karena ide yang dibawa oleh tim relatof terbilang unik. Pasalnya, tim yang disebut sebagai Fastus ini mencoba mengangkat sistem simbiosis mutualisme, karya yang diperlombakan tersebut dikenal dengan istilah Tutor Sebaya.

Tutor Sebaya: Tingkatkan Prestasi Pelajar Indonesia

Tutor Sebaya merupakan bisnis berbasis online maupun offline di bidang jasa pendidikan yang memberikan fasilitas kepada siswa-siswa Indonesia yang berprestasi di bidang akademik untuk menjadi tutor bagi teman-teman seusia mereka yang memiliki kendala akademik sehingga terjadi peningkatan prestasi akademik di kedua belah pihak. Ide ini muncul karena adanya kesadaran Tim Fastus bahwa salah satu cara untuk melengkapi masyarakat Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomik ASEAN (MEA) 2015 adalah dengan pendidikan.

Tim Fastus belajar dari peristiwa yang pernah dialami oleh Jepang. Ketika dua kota utama Jepang dibom oleh sekutu, hal yang terlebih dahulu dicari adalah jumlah tenaga pengajar. Strategi ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan media penting dalam perkembangan suatu bangsa, ditambah lagi dengan usia Indonesia yang pada tahun 2030 akan berstatus golden age karena jumlah penduduk pada usia produktif di Indonesia akan sangat tinggi sehingga penting untuk membekali masyarakat Indonesia dengan pendidikan yang layak.

''Selain itu, Tim Fastus turut melihat pada situasi semakin rusaknya pergaulan anak-anak usia sekolah di Indonesia saat ini. Kami sadar bahwa pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik. Oleh karena itu penting menurut kami untuk menciptakan suatu lingkungan belajar di mana sesama siswa tidak hanya bertemu untuk belajar atau bermain saja, tetapi kedua-duanya,'' tutur Dedy Syahputra dalam menanggapi pentingnya pendidikan dan Tutor Sebaya itu sendiri. Melalui Tutor Sebaya, Tim Fastus ingin berperan aktif dalam mewujudkan kondisi pergaulan yang dapat saling mendukung untuk maju, kreatif, dan edukatif.

Tutor Sebaya Tingkatkan Kemampuan Komunikasi

Saat ini, pendidikan di Indonesia masih belum dirasakan oleh banyaknya kalangan. Sistem yang diterapkan pun belum maksimal, sehingga masih terdapat komunitas tertentu yang belum mampu berkomunikasi dengan baik. Hal ini mendorong Tim Fastus untuk merancang Tutor Sebaya agar selain mengenyam pendidikan, peserta tutor juga akan melatih diri dalam public speaking. ''Jika seorang anak mengajari temannya tentang suatu pelajaran yang sudah ia mengerti, maka pemahaman anak tersebut tentang pelajaran tadi pun akan semakin meningkat. Selain itu, hal ini juga dapat melatih siswa untuk memiliki kecakapan  public speaking, bisa saja seorang anak jago dalam suatu pelajaran akan tetapi tidak bisa menyampaikannya dengan baik kepada orang lain. Tutor Sebaya inilah yang menjadi salah satu fasilitasnya,'' tambah Dedy Syahputra.

Di Indonesia, kurang lebih lima tahun belakangan ini kesadaran akan pentingnya public speaking mulai mencuat. Hal ini memang tidak lepas dari sifat publc speaking yang memang selalu dibutuhkan oleh setiap orang, di berbagai profesi dan pekerjaan. Keahlian public speaking seseorang juga akan mengundang perhatian yang berbeda terhadapnya, pasalnya setiap tutur kata yang dirangkai akan memberikan dampak yang berbeda untuk setiap pembicara. Maka dari itu, Tutor Sebaya dianggap sebagai media pembelajaran yang efektif, di mana setiap peserta dapat menjalin komunikasi dengan baik dan terlatih.

Tim Fastus: Kompak Sebagai Kunci Utama

Prestasi gemilang yang diraih oleh tim Fastus tentu saja merupakan buah tangan dari usaha keras mereka dalam menyusun strategi. Semenjak babak penyisihan, setiap anggota tim memberikan kontribusi yang berbeda dan saling melengkapi. Tidak hanya itu, rasa kompak merupakan suatu predikat yang sangat dijunjung oleh Tim Fastus. ''Kami bertiga saling yakin dan percaya, tim kecil ini tentu saja bukan sekadar tim biasa. Tim Fastus merupakan kelompok yang terbentuk dan terbaur karena adanya rasa kompak,'' tambah Dedy Syahputra.

Tutor Sebaya merupakan ide yang terbilang unik dan tidak terpikirkan sebelumnya. Melalui sistem ini, diharapkan agar pelajar Indonesia saling melengkapi dan dilengkapi. ''Kami akan berusaha untuk mewujudkan Tutor Sebaya sebagai media yang nyata dan terlaksana nantinya. Bukan sekadar ide untuk perlombaan saja. Melalui rasa kompak yang kami miliki, saya yakin Tim Fastus mampu mewujudkannya,'' tegas Dedy Syahputra.