Atasi Permasalahan Akustik Masjid dengan Training for Trainer

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung memiliki semangat berinovasi dan selalu mengembangkan penelitiannya. Setiap tahun selalu terdapat ide-ide menarik yang tak jarang selalu menjadi solusi dari permasalahan di masyarakat. Salah satunya dalam mengatasi permasalahan akustik masjid di Indonesia yang diadakan di tahun 2021. Kelompok keahlian fisika bangunan Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan Training for Trainer untuk menyelesaikan permasalahan akustik masjid di Indonesia.

Menurut catatan Kementerian Agama, Indonesia memiliki lebih dari 279 ribu masjid dan lebih dari 329 ribu mushala. Namun, jumlah tersebut tidak diimbangi dengan kualitas akustik (tata suara) yang baik. Padahal, akustik ruang menandakan tingkat kenyamanan dan ketahanan suatu bangunan yang berkaitan dengan bunyi.

Hal tersebut sebagaimana ditulis oleh Dr. Anugrah Sabdono Sudarsono, Dosen Fakultas Teknologi Industri, pada Kelompok Keahlian Fisika Bangunan dalam Rubrik Rekacipta ITB, Selasa, 28 Desember 2021.


Kepala Laboratorium Akustik ITB itu mengatakan, terdapat dua aspek yang saling berkaitan untuk menjelaskan kualitas akustik masjid yaitu kondisi pantulan di dalam sebuah masjid dan sistem tata suara. “Permasalahan akustik di dalam masjid dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti bentuk masjid, material di dalam masjid, kondisi kebisingan di dalam masjid, pemilihan speaker, posisi pemasangan speaker, dan pemilihaan sistem tata suara,” katanya.

Untuk itu, lanjutnya, permasalahan kondisi akustik di dalam masjid dapat diselesaikan oleh tenaga ahli yang memiliki pemahaman terkait dengan dua cabang keilmuan, yaitu sistem tata suara dan akustik ruang. Namun, keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia menggerakan para ahli ITB mengadakan sebuah pelatihan untuk menghasilkan lebih banyak tenaga ahli di bidang sistem tata suara dan akustik masjid.

Pelatihan dibentuk oleh kelompok keahlian fisika bangunan Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan serangkaian pelatihan yang diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman terhadap akustik dan sistem tata suara secara komprehensif atau disebut Training for Trainer. Acara diselenggarakan pada setiap Jumat, pada 30 Juli-20 Agustus 2021 dan diikuti lebih dari 300 peserta yang tersebar di seluruh Nusantara.

Kegiatan ini didukung oleh Dewan Masjid Indonesia, Asosiasi Masjid Kampus Indonesia, PT TOA Galva Prima Karya, dan Asosiasi Akustik dan Vibrasi Indonesia. Selain itu, acara ini juga terdaftar dalam rangkaian kegiatan International Year of Sound 2021 (IYS 2021). IYS 2021 merupakan inisiatif global untuk menunjukkan betapa pentingnya tata suara, baik dari sisi pengetahuan maupun teknologi, dalam segala aspek kehidupan di dunia.

Pelatihan dilaksanakan dalam empat sesi. Dalam salah satu sesi peserta diberikan materi konsep desain akustik masjid, fenomena-fenomena akustik ruang di dalam masjid, dan interaksi antara sistem tata suara dan ruangan masjid oleh ketua pelaksana Training for Trainer Ir. R. Sugeng Joko Sarwono, M.T., Ph.D.

Joko juga menjelaskan bahwa sebuah masjid memiliki kondisi akustik yang unik dan memiliki empat persyaratan utama. Pertama, suara di dalam masjid harus terdengar jelas. Kedua, suara pada masjid harus terasa datang dari arah kiblat. Pengaturan sistem tata suara yang salah akan mengakibatkan suara bisa terdengar tidak dari arah kiblat dan akhirnya memengaruhi kekhusyukan dalam beribadah. Ketiga, sebuah masjid harus terasa sebagai sebuah tempat ibadah yang berkesan besar dan agung dengan adanya gema dalam ruangan. Keempat, suara di dalam masjid harus terdengar cukup keras dan merata di semua tempat.

Pada sesi terakhir pelatihan yang diadakan pada 20 Agustus 2021, mengangkat tema konsep pengukuran dan simulasi akustik untuk mengidentifikasi permasalahan akustik yang terjadi di dalam ruang sehingga rekomendasi yang tepat dapat diberikan. Pada sesi ini dibahas beberapa parameter akustik ruang, nilai baku mutu, dan teknik pengukuran dengan peralatan yang mudah didapatkan. Di kesempatan yang sama, peserta juga dikenalkan pada perangkat lunak pengukuran dan simulasi open source yang dapat digunakan seluruh peserta pelatihan.

Pada akhir pelatihan, seluruh peserta mendapatkan buku Peningkatan Kualitas Akustik Masjid yang berisi pengetahuan praktis yang komprehensif untuk menyelesaikan permasalahan akustik yang ada di masjid. Diharapkan, dengan bekal pengetahuan yang lengkap dari pelatihan dan buku itu dapat diaplikasikan ke masyarakat dan para peserta mampu menjadi narasumber di daerah masing-masing apabila terjadi permasalahan akustik di dalam masjid. Sehingga ratusan ribu masjid dan musala di Indonesia dapat secara optimal menjalankan fungsinya dengan kondisi akustik yang baik.

*Artikel ini telah dipublikasi di Media Indonesia rubrik Rekacipta ITB, tulisan selengkapnya dapat dibaca di laman https://pengabdian.lppm.itb.ac.id

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)