Ujang Purnama: Peraih Ganesha Prize 2015

Oleh Nur Huda Arif

Editor Nur Huda Arif

BANDUNG, itb.ac.id - Berdasarkan proses seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi ITB yang telah dilaksanakan pada bulan April 2015, Ujang Purnama (Sains dan Teknologi Farmasi 2011) ditetapkan sebagai Juara I Mahasiswa Berprestasi ITB 2015 atau Ganesha Prize 2015 (penghargaan utama mahasiswa ITB). Mahasiswa dengan sapaan akrab Ujang ini memiliki segudang prestasi yang membanggakan, baik di bidang akademik dan non-akademik bahkan di bidang sosial karena beberapa kegiatan organisasi yang diikuti oleh mahasiswa kelahiran Karawang, 24 Agustus 1992 ini bergerak di bidang sosial.

Proses Meraih Ganesha Prize

Proses menuju posisi Mahasiswa Berprestasi Tingkat ITB harus melalui jalan yang panjang, yaitu Ujang harus melalui seleksi dari tingkat Jurusan lalu tingkat Fakultas-Sekolah dan tingkat ITB pada akhirnya. Proses seleksi tingkat jurusan di Sains dan Teknologi Farmasi (STF), yang terdiri dari dua kriteria seleksi yaitu seleksi resume (curriculum vitae) dan nilai indeks prestasi komulatif (IPK). Dari proses seleksi tersebut dipilih tiga orang untuk maju pada tahap seleksi tingkat Sekolah Farmasi (SF). Ujang kemudian bertemu dengan jagoan-jagoan mahasiswa berprestasi dari jurusan Farmasi Klinik dan Komunitas (FKK), pada tahap ini terdapat proses seleksi melalui wawancara. Hasil dari wawancara, memutuskan Ujang Purnama sebagai Mahasiswa Berprestasi 2015 Tingkat Sekolah Farmasi dan berhak maju ke ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2015 Tingkat ITB bersama dengan sebelas Mahasiswa Berprestasi dari Fakultas-Sekolah lainnya.

Pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi 2015 Tingkat ITB banyak hal yang diuji dalam menentukan siapa yang berhak menyandang gelar Ganesha Prize 2015, yaitu meliputi kemampuan berbahasa Inggris, prestasi yang diunggulkan, makalah (karya ilmiah), dan nilai IPK. Keduabelas mahasiswa-mahasiswi wakil seluruh Fakultas-Sekolah yang ada di ITB melakukan presentasi di depan dewan juri. Topik yang diangkat dalam makalah Ujang adalah mengenai pengenalan dan riset mengenai beras jagung. Latar belakang dari pengangkatan topik beras jagung karena saat ini Indonesia masih mengimpor beras yang merupakan makanan pokok orang Indonesia pada umumnya. Sementara beras jagung juga mempunyai potensi yang besar sebagai subtitusi makanan pokok. Selain itu, beras jagung juga memiliki kadar gula (glycemic index) yang rendah sehingga lebih sehat dibandingkan dengan beras dari padi. Setelah melewati proses presentasi, dipilihlah tiga orang yang maju ke tahap final kemudian melakukan prestasi lagi. Dari proses selekis yang panjang tersebut terpilihlah Ujang Purnama sebagai Mahasiswa Beprestasi 2015 Tingkat ITB atau peraih Ganesha Prize 2015.

Prestasi yang Berhasil Diraih

Tentu saja, sebagai Mahasiswa Berprestasi pastinya memiliki segudang prestasi baik di bangku kuliah maupun non-akademik. Ujang yang merupakan alumnus American Field Service (AFS) ini telah berhasil menyabet berbagai penghargaan dari berbagai kompetisi atau kejuaraan mulai dari bidang farmasi hingga bisnis, diantaranya adalah Juara I Debat Farmasi 2012 di Universitas Gajah Mada (UGM), Juara I Debat Farmasi Pekan Ilmiah Mahasiswa Farmasi (PIMFI) 2013 di Universitas Tanjungpura, Juara I Businesss Plan "Road to Entrepreneur" 2014 Tingkat Nasional di Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM-ITB) dengan produknya "Body Jam" yaitu body lotion dengan ektrsak buah-buahan berbahan dasar air bukan minyak sehingga tidak lengket di kulit, dan Juara I Lomba Cerdas Cermat (LCC) Farmasi 2014 di UGM.

Selain prestasi dalam berbagai kompetisi, Ujang juga kerap kali ikut dalam kegiatan konferensi internasional, diantaranya sebagai delegasi pada Jenesys 2.0 Program 2013 di Tokyo dan Fukuoka, Jepang dan dipercayai sebagai leader dari delagasi sepuluh negera ASEAN serta menjadi delegasi pada Academic and Cultural Exchange School of Pharmacy 2015 di Chiang Mai dan Mahidol University mewakili Sekolah Farmasi ITB. Ujang juga berhasil menjadi Finalis Tanoto Research Awards dua tahun berturut-turut, 2014 dan 2015 dengan topik penelitiannya, ekstrak dedak padi sebagai obat luka (2014) dan es krim bakteri sebagai anti kolesterol (2015). Selain itu, Ujang juga pernah mengikuti internship di Sumitomo Chemical Company di Osaka, Jepang.

Pengalaman Organisasi

Tak hanya berprestasi, Ujang juga aktif di berbagai organisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Organisasi yang pernah ia ikuti diantaranya, Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF) ITB sebagai contact person untuk International Pharmaticeul Student Federation, Bina Antar Budaya (organisasi pertukuran pelajar ke luar negeri) serta Kampus Peduli dan Salman Medical Center yang bergerak di bidang sosial seperti mengadakan bakti sosial, desa tanggap bencana, pengobatan gratis, dan lain sebagainya.

Rencana kedepannya, setelah lulus dari ITB pada bulan Oktober 2015, Ujang akan menempuh pendidikan keprofesian apoteker selama satu tahun. Kemudian dia berkeinginan melanjutkan pendidikannya di Jepang untuk menyelesaikan progam magister, doktoral, dan post doctoral di Osaka University lalu bekerja di pada bidang riset. Menurutnya terus bermimpi dan berprestasi merupakan hal wajib dilakukan karena motto hidupnya adalah jika belajar itu ibadah maka beprestasi itu dakwah serta sebaik-baiknya orang adalah orang yang bermanfaat bagi lainnya. "Jangan jadikan kampus ITB sebagai tujuan akhir karena kampus ITB hanya sebagai lompatan untuk langkah maju selanjutnya" ujar Ujang.