Mahasiswa ITB Sabet Juara Pertama pada Shell Eco-Marathon Asia 2013

Oleh Diviezetha Astrella Thamrin

Editor Diviezetha Astrella Thamrin

BANDUNG, itb.ac.id - ITB kembali berbangga hati. Sekelompok mahasiswanya yang tergabung dalam Tim Rakata berhasil menyabet juara pertama Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2013 pada kategori Shell Student Energy Challenge dan mengungguli 149 tim lain dari total 16 negara. Kompetisi on-track yang rencananya diselenggarakan di sirkuit internasional Sepang, Kuala Lumpur, pada awal Juli lalu memang dibatalkan. Namun dalam kompetisi ini, ITB tetap berhasil menyabet penghargaan off-track dengan menawarkan rancangan sebuah mobil inovatif berbahan bakar etanol murni.

SEM Asia meruapakan acara tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2010 di sirkuit internasional Sepang, Kuala Lumpur. Terdapat dua penghargaan off-track yang baru, yaitu The Student Energy Challenge: A Look into the Future dengan hadiah senilai USD 5,000 serta, Shell Helix Tribology Award dengan hadiah senilai USD 3,300. The Student Energy Challenge Award menantang para mahasiswa untuk berbagi pikiran mengenai bagaimana dunia dapat memenuhi permintaan energinya, dalam bentuk infografis, sementara The Shell Helix Tribology Award dimulai tahun ini untuk menginspirasi para mahasiswa dalam mempertimbangkan penggunaan pelumas dalam meningkatkan kinerja efisiensi bahan bakar mesin kendaraan yang mereka bangun untuk Shell Eco-Marathon.

Tahun ini, kompetisi on-track yang rencananya diselenggarakan awal Juli lalu terpaksa dibatalkan. Pembatalan ini dilakukan untuk menghindari resiko dampak negatif pada kesehatan dan keselamatan akibat kabut asap yang menyebabkan kualitas udara membaik dan memburuk. Meskipun demikian, Tim Rakata ITB berhasil memenangkan penghargaan off-track Energy Challenge Award dengan rancangan mobilnya yang berbasis kendaraan masa depan yang hemat bahan bakar, dan memperoleh penghargaan sebesar USD 5,000 dan sebuah trofi eksklusif.

Pada ajang tersebut, mobil yang digunakan oleh Tim Rakata adalah kendaraan mobil tiga roda dengan mesin motor. Mobil ini menggunakan bahan bakar etanol murni. Menurut Ikhsan Irfansyah (Teknik Mesin 2009), manajer Tim Rakata ITB, tantangan terberat yang dihadapi adalah menjawab isu tentang energi dan lingkungan di masa depan dalam bentuk gambar yang menarik dan kata-kata yang minim, tanpa mengurangi nilai informasi yang akan disampaikan.

Setelahnya, dilakukan riset dan pencarian data serta artikel untuk dibuat menjadi sebuh konsep yang akan dituangkan dalam sebuah gambar ilustrasi. Juri merasa terkesan dengan hasil riset mendalam yang dilakukan Tim Rakata atas sumber-sumber emisi CO2. Selain itu, Tim Rakata juga memberikan rekomendasi dan gagasan-gagasan mereka untuk menekan tingkat emisi ini di masa yang akan datang.

Shell Eco-Marathon Technology & Student Liaison Manager, Norman Koch, mengatakan, "Saya mengucapkan terima kasih pada semua pemenang, juga semua tim yang berpartisipasi dalam kompetisi tahun ini atas kerja kerasnya selama berbulan-bulan dalam menyiapkan kendaraan mereka. Proposal-proposal tertulis yang kami terima tahun ini sangat mengesankan, dan saya yakin mereka semua akan dapat meneruskan semangat dan dedikasi mereka kembali ke lintasan SEM saat kami menyambut mereka di acara SEM tahun depan di Manila."

Ichsan mengaku sama sekali tidak menyangka berhasil memenangkan kompetisi ini di posisi pertama. "Kami sangat bangga dapat membawa harum nama institusi (ITB) dan Indonesia di lomba bertaraf internasional se-Asia," ungkapnya.

 

Dari berbagai sumber.

Sumber foto: Dokumentasi resmi Tim Rakata ITB.