Mahasiswa ITB Selenggarakan Workshop Budidaya Jamur Tiram

Oleh Edo Belva

Editor Edo Belva

BANDUNG, itb.ac.id- Prospek yang bagus serta mudah dilakukan membuat budidaya jamur tiram semakin diminati oleh masyarakat Berangkat dari hal itu, Himpunan Mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung, Nymphaea menyelenggarakan workshop budidaya jamur tiram. Workshop tersebut merupakan salah satu dari rangkaian acara Symbion (Semangat Nymphaea Bagi Indonesia). Acara ini diikuti 57 peserta dan diadakan di gedung Oktagon ITB pada Sabtu (25/02/12).

Acara kali ini juga bertujuan untuk menunjukan salah satu contoh aplikasi ilmu hayati pada masyarakat. "Sebenarnya ilmu hayati itu sangat mudah diaplikasikan pada kehidupan kita sehari-hari," ujar Navisan Najia (Mikrobiologi 2009) selaku ketua acara workshop ini. "Untuk itu kita ingin mengenalkan aplikasi ilmu hayati ke masyarakat melalui workshop ini," tambahnya.

Acara ini akan dibagi menjadi tiga sesi utama, yaitu : seminar, workshop, dan sesi studi kasus. Pada awalnya para peserta mengikuti seminar yang diisi oleh Rizal Anshori, salah satu pemilik Morfonesia, perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis. Pada seminar tersebut para peserta dijelaskan cara budidaya jamur, mulai dari memilih bibit, pembuatan medium, perencanaan produksi hingga panen.

Setelah itu para peserta berkesempatan untuk langsung mempraktikan ilmu yang didapat melalui workshop. Mereka akan dibagi menjadi  empat kelompok yang tiap kelompok dipimpin oleh beberapa mentor. Di sana para peserta diajari secara langsung bagaimana cara membuat media tanam sekaligus cara menanam jamur yang baik. Setelah itu bibit yang sudah mereka tanam, bisa dibawa pulang untuk dijadikan contoh.

Pada sesi studi kasus, para peserta akan dihadapkan dengan berbagai persoalan yang biasa dihadapi dalam budidaya jamur. Melalui sesi tersebut, diharapkan para peserta tidak akan bingung jika menghadapi persoalan yang sama.

Bentuk Pengabdian Masyarakat

Tidak hanya kalangan civitas akademika ITB saja yang mengikuti workshop kali ini, namun juga terdapat perwakilan dari warga sekitar ITB. Terdapat kurang lebih 25 warga yang antusias mengikuti workshop kali ini. Mereka diundang secara khusus agar bisa mengetahui cara budidaya jamur tiram dari ahlinya, dan diharapkan mereka dapat menjadikan hal ini sebagai salah satu pilihan usaha. "Hal ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat kami," ujar Navisan.

"Saya sangat menyambut baik acara ini," ujar Roni Octo Rahadian, salah seorang perwakilan dari masyarakat. "Saya berharap acara seperti ini lebih sering diselenggarakan, karena melalui acara ini, kita bisa mendapatkan ilmu yang sangat bermanfaat," tambahnya.