Mahasiswa ITB Siap Menjadi Pemilih Cerdas pada Pemilu 2014

Oleh Akbar Syahid Rabbani

Editor Akbar Syahid Rabbani

BANDUNG, itb.ac.id - Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 sudah di depan mata. Pada 9 April 2014 nanti rakyat Indonesia akan kembali menjalankan pesta demokrasi untuk memilih para pemimpin terbaik yang akan mewakili mereka di kursi-kursi pemerintahan. Salah satu elemen masyarakat yang berpengaruh besar dalam Pemilu 2014 adalah para pemuda Indonesia. Hal ini dikarenakan pada Pemilu keempat di era reformasi ini, jumlah pemilih muda mencapai angka 53 juta jiwa, yang artinya 28% dari total pemilih pada Pemilu 2014 adalah pemuda Indonesia. Untuk ikut serta dalam sistem demokrasi yang sehat, cerdas dan dinamis, tentu saja para pemuda Indonesia membutuhkan sebuah mekanisme pencerdasan yang sistematis, sehingga angka pemuda yang tidak memilih dapat dikurangi dengan efektif dan efisien.

Menurut data yang diungkapkan oleh Center for Election and Political Party Universitas Indonesia (UI), pemilih muda yang berumur 17-29 tahun, pada Pemilu 2014 mengalami peningkatan sebesar dua kali lipat dari jumlah pemilih muda pada Pemilu 2009. Menyikapi hal ini, mahasiswa ITB menyadari bahwa pemuda Indonesia harus ikut terlibat dalam usaha pencerdasan Pemilu 2014, baik itu melalui diskusi publik, penyebaran media kreatif atau gerakan-gerakan lain yang membahas Pemilu dengan cara yang baru.

Meskipun demikian, pemuda Indonesia juga membutuhkan pencerdasan langsung dari lembaga-lembaga berwenang, sehingga pencerdasan mengenai Pemilu 2014 berjalan dengan tepat sasaran. "Dengan meningkatnya jumlah pemilih muda pada Pemilu 2014, sudah seharusnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan perhatian lebih terhadap para pemilih muda. Pencerdasan terhadap Pemilu 2014 seperti mekanisme pemilihan adalah salah satu hal yang paling kami butuhkan saat ini," kata Nyoman Anjani (Ketua Kabinet KM ITB 2013/2014).

Gerakan 'Yuk Milih'
Pada Pemilu 2014, pemuda Indonesia harus tetap menjaga sikap netralnya, tapi bukan berarti menjadi warga negara yang apatis dan tidak peduli terhadap nasib negaranya sendiri. Melalui gerakan 'Yuk Milih' inilah, Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB) sedang berusaha untuk ikut serta dalam pencerdasan kaum muda Indonesia, khususnya mahasiswa ITB itu sendiri. Gerakan yang fokus terhadap penyampaian berbagai informasi mengenai Pemilu 2014 ini disampaikan dengan cara yang santai, menarik dan edukatif. "Sebagai pemuda Indonesia, kita sudah sepantasnya peduli terhadap nasib bangsa ini, salah satu caranya adalah tidak golput saat Pemilu 2014 nanti," kata Nyoman Anjani.

Gerakan Yuk Milih sendiri akan terus dijalankan sampai digelarnya Pemilu 2014 nanti, tentunya dengan berbagai modifikasi dan penyempurnaan. "Politik itu adalah seni, saat ini pemuda Indonesia harus ikut memilih siapa para pelukis yang mencoba melukiskan negara Indonesia ini 5 tahun ke depan. Saya mengajak seluruh pemuda Indonesia yang memiliki hak pilih, untuk ikut memilih pada Pemilu 2014 nanti, demi Indonesia yang lebih baik," kata Nyoman Anjani mengakhiri wawancara.

 

Sumber gambar: Dari berbagai sumber