Empowering Youth to Participate in Democratic Process, Ajak Anak Muda Berperan Aktif pada Pemilu 2024
Oleh Anggun Nindita
Editor Anggun Nindita
BANDUNG, itb.ac.id - Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta, American Corner Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institute of Democracy and Education (IDE) menyelenggarakan Empowering Youth to Participate in Democratic Process, pada Senin (20/11/2023) di UPT Perpustakaan ITB lantai 1, ITB Kampus Ganesha, Bandung.
Agenda ini merupakan kegiatan guna memahami lagi demokrasi di kalangan anak muda melalui seminar, diskusi, dan melalui bermain peran (roleplay). Acara tersebut mengundang berbagai narasumber dari berbagai instansi, mulai dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jabar, Komisioner KPU Provinsi Jawa Barat, perwakilan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, serta Wakil Ketua DPD RI.
Founder IDE sekaligus moderator acara ini, Gugun Gumilar, S.Pd., M.A., Ph.D., mengatakan bahwa agenda kali ini sekaligus untuk memberikan semangat kepada para pemilih pemula, agar dapat memberikan suaranya saat Pemilu 2024.
Menurut UU Pemilu Bab IV pasal 198 (ayat 1), pemilih pemula adalah Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah/pernah menikah, yang memiliki hak pemilih dan sebelumnya belum termasuk pemilih karena ketentuan Undang-Undang Pemilu.
Artinya pemilih pemula ini baru pertama kalinya akan mengikuti ajang kontestasi tersebut. Tentu, mereka masih memiliki pengetahuan atau wawasan mengenai Pemilu yang cenderung minim.
"Jangan sampai nantinya mereka menjadi peserta yang ambigu, tidak jelas, dan tidak memahami mengenai tata cara dan aturan soal Pemilihan Umum. Maka dari itu, kami berikan wawasan melalui seminar serta mengundang berbagai narasumber ahli terkait di bidangnya," ujarnya.
Dalam ranah Pemilu, lanjut Gungun, para pemilih pemula ini mempunyai peranan yang penting. Para pemilih pemula yang sebagian besar berasal dari generasi muda ini memiliki andil besar untuk menentukan masa depan bangsa. Sehingga penting bagi mereka untuk lebih aktif lagi berkontribusi dalam penegakkan demokrasi yang ada di negeri ini.
"Bicara dalam konteks politik, anak-anak muda ini memiliki peranan yang penting menuju Indonesia Emas 2045. Makanya saya ingin mereka dapat aktif menyuarakan aspirasinya di tanggal 14 Februari 2024 mendatang. Nah, ini adalah wadahnya," ujarnya.
Pemilih pemula ini merupakan para generasi muda yang lahir di era digital. Tak heran, mereka lebih aktif dalam penggunaan teknologi di kehidupan sehari-harinya. Gungun menyebut salah satu tantangan yang akan dihadapi para pemilih pemula adanya banyak hoaks menjelang kampanye Pemilu 2024.
Dia pun berpesan agar para generasi muda dapat lebih menyaring informasi yang berkaitan dengan Pemilihan Umum, termasuk tentang para calon pemimpin yang menjadikan media sosial sebagai media untuk kampanyenya.
"Maka dari itu generasi muda perlu cerdas dan melek berpolitik. Termasuk perlu memfilter setiap informasi dan berhati-hati ketika berjejaring di sosial media," tuturnya
"Jangan lupa juga untuk menyalurkan suaranya saat Pemilu mendatang. Sebab, suara-suara dari anak muda ini adalah suara masa depan Indonesia. Makanya salurkanlah hak suara dari teman-teman secara baik dan benar," pungkasnya.