Mahasiswa ITB Ukir Prestasi Pada Ajang IEPC 2017

Oleh M. Armando Siahaan

Editor M. Armando Siahaan

BANDUNG, itb.ac.id -  Mahasiswa ITB kembali berhasil mengukir prestasi pada perlombaan tingkat nasional. Kali ini, prestasi tersebut berhasil diraih oleh Naomi Febrina Silaban dan Juang Arwafa Cita (Rekayasa Hayati 2015). Naomi dan Juang yang tergabung dalam tim Black Soldier berhasil merebut juara kedua pada ajang ITS Expo Paper Competition (IEPC) yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (BEM ITS). Ajang ini dilaksanakan di Gedung Oedjo Teknik Kimia ITS pada Rabu (01/11/17) silam. Sebelum dinyatakan sebagai pemenang, Naomi dan tim harus melewati serangkaian tahap seleksi yang dimulai dari seleksi abstrak, seleksi paper, dan presentasi karya. Tema yang diangkat dalam kompetisi ini adalah Inovasi Teknologi dalam Optimalisasi Sumber Daya Alam Guna Mewujudkan Indonesia Mandiri. Dalam ajang ini, Tim Black Soldier sendiri mengangkat karya tulis dengan judul Desain Awal Sistem Produksi Pengolahan Buah Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) Dengan Penerapan Konsep Biorefinery Sebagai Upaya Diversifikasi Produk dan Peningkatan Nilai Ekonomi Buah Rambutan.

Biorefinery Rambutan

Biorefinery atau pengilangan hayati adalah konsep yang melibatkan transformasi suatu sumber daya hayati menjadi berbagai produk turunan yang diiringi dengan peningkatan nilai ekonomi sumber daya tersebut. Konsep refinery sendiri sebenarnya sudah banyak diterapkan dalam bidang lain seperti pengolahan minyak mentah menjadi avtur, diesel, kerosin, gasolin, dan lain sebagainya. Konsep biorefinery tidak jauh berbeda dengan konsep refinery pada umumnya. Hanya saja dalam biorefinery, bahan baku yang digunakan adalah biomassa.

Dalam paper yang disusun oleh tim Black Soldier, dijelaskan mengenai biorefinery pada rambutan dan perbandingannya dengan pengolahan rambutan konvensional. Rambutan merupakan buah khas negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia, total hasil panen rambutan adalah 737.239 ton/tahun dengan persentase terbanyak dihasilkan di Jawa Timur, yakni sebesar 16.5%. Umumnya rambutan dikonsumsi secara langsung serta diolah sebagai rambutan kaleng, selai, serta jelly.


Dalam karya ini, Naomi dan tim menawarkan tiga konsep utama penerapan biorefinery rambutan, yakni optimasi penggunaan sumber daya, peningkatan keuntungan produksi, serta minimalisasi produksi limbah. Dalam hal ini, Naomi dan tim memakai agen biorefinery, yaitu BSFL. BSFL mampu mengonversi berbagai residu organik yang tidak bernilai menjadi biomassa larva dan produk lain bernilai ekonomi tinggi. Dengan konsep ini, dapat dihasilkan enam jenis produk berbeda dari rambutan, yakni buah kaleng rambutan, ekstraksi kulit, ekstraksi minyak biji, biomassa Black Soldier Fly Larfa (BSFL), lindi, dan pupuk kompos organik. Sedangkan pada pengolahan konvensional hanya dapat dihasilkan satu produk saja, yakni buah kaleng. Ekstrak kulit rambutan mengandung senyawa geranin yang merupakan super antioksidan dan dapat dikelola menjadi suplemen makanan. Sementara itu ekstrak minyak rambutan mengandung edible fat yang merupakan bahan baku produk kecantikan/kosmetik.

Selain itu, proses yang telah dirancang dianalisis secara ekonomi untuk mengetahui keuntungan kasar yang dapat diperoleh. Menurut tim Black Soldier, proses biorefinery pada kulit rambutan ini sangat menguntungkan. Untuk 120 ton rambutan dapat dihasilkan Gross Profit Margin (GPM) sebesar 3,61. Keuntungan kasar yang dapat dihasilkan sebesar 10,3 Miliar rupiah dengan enam produk akhir. Sementara itu, proses konvensional hanya dapat menghasilkan GPM sebesar 2,41 dengan keuntungan kasar 2,6 Miliar rupiah.


Harapan Ke Depannya
Juang dan Naomi mengaku sangat senang bisa membawa nama ITB dalam perlombaan tingkat nasional. Juang berharap hasil karyanya dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Untuk mencapai hal tersebut, tentu harus dilakukan banyak usaha dan kerja keras. Misalnya, proses yang dirancang harus ditinjau lebih jauh dari segi teknis maupun ekonomis. Juang juga berharap karyanya dapat ditinjau oleh berbagai pihak dari banyak disiplin ilmu. “Harapannya, paper atau ide yang kami bawa bisa menarik perhatian banyak orang dan dikaji lagi oleh teman-teman dari berbagai disiplin ilmu yang terkait agar dapat diimplementasikan”, imbuhnya.

Sumber Gambar : Dokumentasi Narasumber