Mahasiswa SITH Gelar Pendidikan Lingkungan Hidup

Oleh Muhammad Fikri

Editor Muhammad Fikri

Pendidikan Lingkungan Hidup 1BANDUNG, itb.ac.id - Pengabdian masyarakat mengenai Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) kepada siswa kelas 3 SD dilakukan oleh Mahasiswa Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB pada Sabtu (23/07/11) di sejumlah Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Coblong. Sekolah Dasar yang dipilih adalah SDN 1 dan 2 Cisitu, SDN Tikukur, dan SD N Plesiran. Kegiatan yang dipelopori oleh mahasiswa SITH angkatan 2010 ini merupakan kegiatan keprofesian Ilmu dan Teknologi Hayati yang diterapkan dalam bentuk pengabdian masyarakat.

Kegiatan pengabdian masyarakat yang bertepatan dengan hari Anak ini bertujuan memberikan pengetahuan tentang lingkungan, alam dan isinya sebagai sumber daya yang harus dijaga. Isu lingkungan difokuskan pada tema Sampah dan Manajemennya. Selain itu, pola pikir anak diharapkan berkembang sesuai proses pendidikannya, oleh karena itu program ini ditujukan untuk siswa SD kelas 3.

"Kegiatan semacam ini tentu sangat baik untuk pola pikir dan perkembangan anak, apalagi metodenya bermain sambil belajar. Hanya saja kegiatan seperti ini seharusnya tidak hanya dilakukan sekali, namun diharapkan berkelanjutan. Karena anak kelas 3 itu gampang lupa, apalagi ini menyangkut kebiasaan," tutur Eko, guru SDN 2 Cisitu.

Pendidikan Lingkungan Hidup 2Mula-mula dilakukan pemilahan sampah organik dan non organik. Kemudian dilanjutkan workshop prakarya dari sampah non organik dan pembuatan pupuk kompos dari sampah-sampah organik. Pada teknik composting ini, dilakukan dengan mencampur empat bahan utama yaitu tanah, starter bakteri, sampah kering dan sampah basah pada wadah. Biasanya dilakukan dengan perbandingan 2 : 1.

"Yang penting tanahnya harus lebih banyak dibandingkan substratnya (starter bakteri, sampah kering dan basah). Lalu dibiarkan dan ditunggu kira-kira 4-6 minggu. Instalasi ini harus diperiksa satu minggu sekali, kalau tanahnya hangat berarti prosesnya berlangsung," tutur Dody Ade Wahyu (Mikrobiologi 2008), Ketua Himpunan HIMA-SITH Nymphaea. Kemudian campuran ini dibiarkan di tempat lembab sekitar 1 bulan. Untuk mempercepat prosesnya, campuran kompos tersebut dapat ditambah dengan air gula. Air gula ini sebagai nutrisi bakteri.

Siswa-siswi terlihat antusias mengikuti rangkaian kegiatan ini. Rifki, siswa kelas 3 SDN Cisitu mengatakan bahwa dia sangat senang dengan kedatangan kakak-kakak dari ITB. Kegiatan yang paling dia suka adalah workshop karya dari sampah. Dia membuat pesawat-pesawatan dari botol minum bekas dan kardus. Dia berharap kakak-kakak ITB datang lagi lain waktu untuk menghibur mereka.

Tentu masih banyak kegiatan yang bisa dilakukan oleh mahasiswa ITB dalam penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Memang sudah sewajarnya mahasiswa ITB berbuat sesuatu untuk masyarakat sesuai bidangnya masing-masing. Jurusan lain bisa berbuat yang lain untuk masyarakat juga, sehingga masyarakat merasakan manfaat dari mahasiswa ITB," sahut Junaedi, salah seorang wali murid. (TGH)