AISC 2024 Bahas Perkembangan Pembangunan Energi Berkelanjutan di Indonesia

Oleh Hafsah Restu Nurul Annafi - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id - Prof. Ir. Ari Darmawan Pasek, Ph.D., dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung (FTMD ITB), memberikan kuliah pada rangkaian kegiatan ASEAN University Network (AUN) – ITB Summer Camp 2024 (AISC 2024).

Kuliah yang digelar di Coworking Space FTMD lantai 1, Rabu (17/7/2024) ini, merupakan bagian dari subtema 1 AISC 2024 yang mengusung tema "Transforming Cities: Innovations in Urban Living and Sustainable Transportation".

Prof. Ari mengatakan perlunya sistem transportasi yang berkelanjutan yang mudah diakses, aman, nyaman, ramah lingkungan, dan terjangkau. Di Indonesia sendiri, saat ini dominan kendaraan masih bergantung pada bahan bakar fosil yang tidak terbarukan.

"Indonesia harus segera melakukan transisi energi menuju sumber energi terbarukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," katanya.

Energi berkelanjutan adalah sumber energi yang tidak habis dan dapat diperbarui, seperti energi surya, angin, air, panas bumi, dan biomassa. “Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi terbarukan, mengingat kondisi geografisnya yang kaya dengan sumber daya alam," ujarnya.

   

Berbagai upaya yang telah dilakukan Indonesia dalam memanfaatkan energi terbarukan, seperti pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Cirebon, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Jeneponto, dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Sorik Marapi.

Prof. Ari menekankan pentingnya strategi mitigasi perubahan iklim melalui implementasi Rencana Aksi Nasional (RAN) yang tertuang dalam Paris Agreement. RAN Indonesia menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca hingga 29 persen secara mandiri dan 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030.

"Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060," ujarnya.

Untuk mencapai target tersebut, Prof. Ari memaparkan beberapa program dan proyek penelitian yang sedang digagas di ITB, di antaranya:

• Pengembangan Teknologi Co-Firing: ITB melakukan penelitian untuk menggabungkan pembakaran batu bara dengan biomassa dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU);

• Pengembangan Teknologi Hidrogen: ITB fokus pada pengembangan teknologi hidrogen sebagai sumber energi alternatif yang bersih dan berkelanjutan;

• Pengembangan Teknologi Biofuel: ITB mengembangkan teknologi biofuel berbasis minyak sawit dan minyak inti sawit untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Energi terbarukan membutuhkan kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan industri. "ITB membuka diri untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya mendorong transisi energi berkelanjutan di Indonesia," tuturnya.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)


scan for download