Matematika ITB Perkuat Kolaborasi Akademik-Industri Lewat Industrial Mathematics Week (IMW) 2025
Oleh Iko Sutrisko Prakasa Lay - Mahasiswa Matematika, 2021
Editor M. Naufal Hafizh, S.S.
BANDUNG, itb.ac.id – Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Kelompok Keahlian Matematika Industri dan Keuangan (KK MIK) FMIPA ITB menyelenggarakan Industrial Mathematics Week (IMW) 2025 pada 12–16 Juli 2025 di Gedung Center for Advanced Science (CAS), ITB Kampus Ganesha. Kegiatan ini menjadi wadah kolaboratif yang mempertemukan mahasiswa, dosen, dan praktisi industri untuk menyelesaikan permasalahan nyata dengan menggunakan pendekatan permodelan matematik
IMW, yang merupakan kegiatan tahunan KK MIK FMIPA ITB, menghadirkan peserta dari berbagai perguruan tinggi dan terdapat pula perusahaan mitra industri, IDSC (Integrated Decision Systems Consultancy). IMW 2025 mengangkat tiga topik utama, yaitu Airport Security Line Planning, Multi-Objective Investment Portfolio, dan Surveillance Factoring untuk peringatan dini demam berdarah.
“Tujuan utama kami adalah menciptakan interaksi antara dunia akademik dan industri. Mudah-mudahan metode yang kami gunakan bermanfaat untuk industri, dan sebaliknya, permasalahan dari industri juga memberikan pembaruan bagi kami mengenai tantangan nyata yang ada,” ujar Dr. Prama, ketua pelaksana IMW 2025.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Wakil Dekan FMIPA ITB, Dr.Eng. Dwi Irwanto, S.Si., M.Si., M.Eng., yang menekankan pentingnya peran matematika dalam menyelesaikan persoalan kompleks di berbagai bidang.
Selama dua hari, peserta mengikuti sesi kuliah intensif yang disampaikan oleh akademisi ITB dan mitra industri. Pada hari pertama, Managing Director IDSC, Mr. Sim Cheng Hwee membuka wawasan tentang transformasi digital berbasis data. Beliau menekankan bahwa transformasi digital berbasis data merupakan pergeseran dari pengambilan keputusan yang didominasi intuisi manusia ke sistem yang didukung oleh analitik dan bukti matematis. Pendekatan ini telah terbukti efektif dalam pengambilan keputusan di berbagai sektor, termasuk pengoptimalan logistik, inventaris, hingga keamanan publik.
Selanjutnya, Ghany Muslim (IDSC) memaparkan studi kasus dalam pemodelan sistem keamanan bandara. Beliau menjelaskan bagaimana model konservasi massa sederhana mampu memberikan prediksi antrean yang lebih realistis dibandingkan model machine learning kompleks.
“Kami membangun modul yang kompatibel dan fleksibel agar bisa diintegrasikan tanpa mengganggu sistem eksisting,” ujar Ghany..
Dari sisi akademisi, Prof. Kuntjoro Adji Sidarto (ITB) membagikan wawasan mengenai Spiral Optimization, sebuah algoritma metaheuristik berbasis geometri spiral yang terinspirasi dari fenomena alam seperti galaksi dan pusaran air. Dengan memanfaatkan konsep barisan, metode ini mampu mengatasi permasalahan multi-modal optimization yang umum di industri dan keuangan. Sesi dilanjutkan oleh pemaparan oleh Dr. Alex Kaye (University of Warwick), yang memperkaya perspektif internasional dari sisi akademik.
Sementara itu, di hari kedua, Dr. Adhe Kania (ITB) membawakan kuliah mengenai Multi-Objective Optimization, memperkenalkan prinsip Pareto dalam menyelesaikan permasalahan dengan beberapa sasaran yang saling bersaing. Beliau menekankan pentingnya strategi dominasi dalam memilih solusi terbaik. Sesi dilanjutkan oleh Dr. Rudy Kusdiantara (ITB), yang memberikan pengantar komprehensif mengenai Deep Learning, membandingkan performa dari empat arsitektur model, yaitu LSTM, CNN, RNN, dan MLP serta aplikasinya dalam pemrosesan data.
Tidak hanya sesi kuliah, peserta juga terlibat langsung dalam proyek permodelan matematika yang dilakukan secara intensif selama dua setengah hari. Proyek ini ditutup dengan presentasi solusi dari setiap kelompok untuk masing-masing topik yang dibawakan.
Kegiatan ini juga menjadi ruang refleksi bagi para akademisi untuk merancang kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri. Dalam sambutannya, Ketua KK MIK ITB, Prof. Dr. Janson Naiborhu menyampaikan bahwa, “Persoalan yang muncul di dunia industri menjadi acuan bagi kami agar lulusan yang kami hasilkan tidak sampai tidak relevan,” ujar Prof. Janson.
Kegiatan ditutup oleh Ketua IMW 2025, Dr. Prama Setia Putra, yang menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta dan narasumber.
“Meskipun waktunya singkat, hasil yang didapatkan membuat saya sangat takjub. Pemikiran-pemikiran baru dan sudut pandang baru dalam menghadapi masalah yang ada, khususnya dengan langsung diintegrasikannya machine learning dan deep learning, semoga menjadi pembelajaran yang sangat berarti untuk kita semua,” tutur Dr. Prama.







.jpg)

