Melalui Pembangunan Infrastruktur, ITB Bergerak menuju Universitas Kelas Dunia

Oleh Irfaan Taufiiqul Rayadi

Editor Irfaan Taufiiqul Rayadi

Japan International Cooperation Agency

BANDUNG, itb.ac.id – Badan Kerjasama Internasional Jepang / (JICA) kembali menegaskan komitmennya untuk membantu ITB dalam prosesnya menjadi universitas kelas dunia. Bertempat di Ruang Serbaguna Gedung CRCS ITB lantai 3 pada Kamis (30/03/17), seminar yang bertajuk “Introduction of Users Viewpoints in Post Appraisal of ODA Infrastructure Project”, dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Pengembangan ITB, Prof. Wawan Gunawan. Seminar ini juga turut menghadirkan pembicara utama, Prof. Junji Yokokura (Universitas Teknologi Tokyo) dan Ir. Muslinang Moestopo, MSEM, Ph.D, (Direktur Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia).

Menurut Muslinang, infrastruktur adalah proyek yang tidak akan pernah habis. Pengembangan di berbagai aspek selalu menuju ke satu poin; karena apapun jenisnya, pasti melibatkan pembangunan infrastruktur baru. Hal itu ditegaskan dalam presentasi yang berjudul “Overview of Overseas Development Assistance (ODA) Infrastructure Project Implementation in Indonesia”.
Pengembangan fasilitas pendidikan dilaksanakan di sebelah utara kampus ITB, meliputi Center for Advance Sciences (CAS), Center for Infrastructure and Built Environmental Engineering (CIBE), Center for Art, Design, and Language (CADL), Center for IT for Industrial Engineering (CITIE) dan Center for Research and Community Services (CRCS). Pembangunan ataupun pengembangan gedung-gedung tersebut merupakan hasil dari kerjasama Indonesia dan Jepang. Nota kesepahaman terkait joint venture JICA dengan Pemerintah Indonesia dimulai pada 28 Juli 2009 dan akan berakhir pada 28 Juli 2018. Perjanjian tersebut meliputi pembangunan gedung baru (CAS, CIBE, CADL, CRCS), renovasi gedung lama (CITIE), perawatan, perlengkapan, dan pengadaan buku-buku ilmu pengetahuan.

Dalam seminar ini, dijelaskan pula berbagai permasalahan yang timbul selama pengerjaan proyek, yang memakan waktu 9 tahun, beserta evaluasi yang sekiranya diperlukan agar hal yang sama tidak terulang kembali. Di akhir seminar, perwakilan pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa mereka sangat senang bisa bekerjasama dengan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini ITB dalam bidang infrastruktur. Mereka berharap dapat bekerjasama kembali untuk hal yang lebih besar di masa yang akan datang.

Jonathan Raditya Valerian (Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan 2016)
ITB Journalist Apprentice 2017