Melihat Solusi Ruang Inklusif dalam Poster Session IDEATHON - (Un)usual Archetype di CADL FSRD ITB

Oleh Anggun Nindita

Editor Anggun Nindita

BANDUNG, itb.ac.id - Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB) dan Pergerakan Disabilitas dan Lanjut Usia (DILANS) Indonesia berkolaborasi melaksanakan Poster Session: “IDEATHON – (Un)usual Archetype: Adaptability for Inclusive Space”, di Gedung Center for Arts, Design, and Language (CADL) FSRD, ITB Kampus Ganesha, Kamis (16/11/2023).

Poster Session, yang merupakan salah satu rangkaian "Road to International Disability Day: Disability, Social Inclusion, and Climate Crisis", tersebut disampaikan langsung oleh Koordinator IDEATHON, Dinosius Dino Briananto, S.T., M.Sc.

Beliau mengenalkan kegiatan IDEATHON Architecture Without Walls (AWW) 2023. Acara tersebut merupakan wadah bagi peserta dari berbagai latar belakang profesi untuk merancang ide-ide kreatif yang mendukung adaptabilitas ruang bagi semua, termasuk penyandang disabilitas.

Kota Bandung, seperti banyak kota di dunia, menghadapi tantangan ketidaksetaraan dan mobilitas. Dengan pertumbuhan populasi yang cepat dan perubahan kondisi perkotaan yang tak terhindarkan, peserta IDEATHON diberikan kesempatan merancang solusi inklusif.

Beliau mengatakan bahwa salah satu tahap dalam IDEATHON adalah pengamatan di lapangan. Para peserta secara langsung mengalami kesulitan yang dihadapi penyandang disabilitas dan melihat area-area yang memerlukan perubahan. Beberapa tantangan yang teridentifikasi termasuk aksesibilitas jalur pejalan kaki, ketersediaan fasilitas publik, dan penggunaan ruang yang tidak inklusif.

IDEATHON sendiri mempromosikan pendekatan desain kolaboratif dengan melibatkan peserta dari berbagai disiplin ilmu. Baik dari arsitektur, pekerja sosial, hingga praktisi transportasi perkotaan.

Setelah mengamati masalah, peserta pun menciptakan solusi konkret. Sejumlah ide mencakup pengembangan aplikasi untuk memberikan informasi real-time tentang kondisi jalanan, penataan ulang ruang publik, dan pengembangan model fisik untuk menggambarkan solusi yang diusulkan.

Architecture Without Walls itu (sudah) ada sejak 2019, kemudian berlanjut sampai 2023. Tema 2023 itu ‘Adaptive to Change’, jadi adaptif terhadap perubahan. Sesuai dengan semangatnya Architecture Without Walls sendiri, arsitektur itu tanpa batas-batas dinding. Kita coba cari apa yang kira-kira batasan dinding apa yang paling mendasar yang harus diprioritaskan. Akhirnya, waktu itu kita punya ide untuk mengangkat soal inklusivitas terutama untuk teman-teman yang punya kemampuan khusus,” tuturnya.

Adapun ide dan solusi dari IDEATHON yang dihasilkan para peserta memiliki potensi untuk membuka pintu bagi perubahan dalam menghadapi tantangan mobilitas dan ketidaksetaraan di kota-kota, termasuk Bandung.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)

Editor: M. Naufal Hafizh