Dari Pengalaman Magang, Mahasiswa ITB Juara I Hackathon ISMC XIV dengan Inovasi Sistem Kehadiran dan Keamanan Kerja di Tambang

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

Tim Adopt Fit Lair memenangkan kompetisi hackathon dalam ajang ISMC ke-14. (Dok. Tim Adopt Fit Lair)

BANDUNG, itb.ac.id - Tim Adopt Fit Lair dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memenangkan kompetisi hackathon dalam Indonesian Students Mining Competition (ISMC) ke-14 pada Februari 2024.

Tim ini terdiri atas empat mahasiswa, yakni Anandito S. I. Nugroho dan Angela Stefanie dari Teknik Pertambangan, serta Ng Kyle dan Bryan Bernigen dari Teknik Informatika.

ISMC merupakan kompetisi mahasiswa pertambangan internasional yang bermula dari pengalaman tim HMT-ITB mengikuti AusIMM Students Mining Competition di University of Queensland (UQ) pada tahun 1996 di Brisbane, Australia. Pada tahun 2024, ISMC diselenggarakan untuk ke-14 kalinya dengan empat kategori perlombaan, Mining Competition, Poster Contest, Paper Contest, dan Hackathon.

Dengan ide berjudul “Efficient Underground Mine Workforce Management System with AI-Powered Safety Monitoring”, tim Adopt Fit Lair terpilih sebagai salah satu dari tiga tim dengan inovasi terbaik untuk mempresentasikan karyanya di hadapan panel juri.

Dalam kompetisi, tim ini mengembangkan sistem kehadiran dan keamanan pekerja tambang dengan memanfaatkan kecerdasan buatan. Hadirnya ide tersebut bermula dari pengalaman magang yang telah dilalui oleh Dito dan Angel.

"Ide ini berasal dari pengalaman magang kami. Kami mencari inovasi yang cukup praktis dan dapat kami buat dalam waktu yang singkat. Awalnya, kami ingin membuat sistem automasi kehadiran, tetapi kemudian muncul ide untuk menambahkan sistem automasi dalam pengecekan APD pekerja. Tidak adanya sistem kehadiran yang efektif dapat membuat pemeriksaan harian tidak berjalan dengan baik. Selain itu, terkadang pekerja sering kebingungan tentang lokasi kerja mereka untuk hari itu sehingga diperlukan sistem kehadiran yang lebih efektif untuk menyelesaikannya," kata Dito.


Tampilan Dashboard PPE Detection. (Dok. Tim Adopt Fit Lair)

Sistem yang dikembangkan oleh Tim Adopt Fit Lair bekerja dengan sensor kamera yang integrasikan dengan kecerdasan buatan sehingga sistem dapat mengenali ID pekerja untuk perekaman kehadiran serta mengenali objek-objek APD yang digunakan untuk memeriksa kelengkapan APD pekerja yang akan pergi ke lokasi pekerjaan.

“Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan AI. Sebelumnya kami memberikan input berupa foto untuk dikenali oleh sistem. Kemudian sistem diprogram untuk dapat mengenali helm, kacamata, dan APD lainnya. Sehingga sebelum pekerja pergi ke lokasi, sistem akan memastikan bahwa pekerja terlah memakai APD yang sesuai kemudian sistem juga dapat menampilkan pekerjaan yang harus dilakukan. Sistem ini tidak akan memperbolehkan pekerja untuk bekerja jika APD mereka tidak lengkap atau tidak dipasang dengan benar,” ujarnya.

“Sistem ini juga terintegrasi dengan peta dan lembar kerja sehingga pekerja tidak akan tersesat di lokasi bawah tanah dan progres kerja akan dilaporkan secara otomatis ke sistem,” ujarnya.

Tampilan Dashboard Check Progress Pekerjaan dengan Map. (Dok. Tim Adopt Fit Lair)

Pengembangan sistem ini dilakukan dengan kurun waktu selama kurang lebih lima bulan. Mulai dari inisiasi ide yang dilakukan oleh Dito dan Angel sejak Oktober kemudian dilanjutkan dengan pengembangan sistem aplikasi yang dilakukan oleh Bryan dan Kyle. Adapun model peta yang digunakan adalah peta tambang bawah tanah Big Gossan Mine PT Freeport Indonesia.

Inovasi dari tim Adopt Fit Lair berhasil memperoleh feedback positif dari para juri mengingat ide tersebut sangat praktis. Selain itu, sistem kehadiran dan keamanan di industri pertambangan merupakan hal yang sangat penting sehingga inovasi ini sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi dalam operasional bisnis pertambangan.

“Ide yang dibawakan oleh tim kami mendapat feedback positif dari para juri karena inovasi ini sangat praktis dan dapat diterapkan di industri,” ujar Dito.

Dito berharap inovasi yang dibawakan timnya dapat dikembangkan lebih lanjut dan diaplikasikan di dunia industri karena keamanan di bidang industri merupakan hal yang sangat penting.

Reporter: Fadila As-syifa Febriana (Teknik Geodesi dan Geomatika, 2021)