Membangun Gaya Hidup Baru Masyarakat Melalui Pengembangan Teknologi Persinyalan CBTC
Oleh Ahmad Fadil
Editor Ahmad Fadil
Bandung, itb.ac.id - Kelompok Keahlian Instrumentasi dan Kontrol Fakultas Teknik Industri (KK-IK FTI) ITB bersama PT. MRT Jakarta Menggelar Workshop Train Signalling, Control and Automation Technology. Acara ini merupakan langkah awal sebagai bentuk tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (NKB) antara ITB dengan PT. MRT Jakarta terkait penelitian, pengembangan sumber daya manusia maupun pertukaran data dan dokumen. KK-IK FTI ITB menjadi pionir dalam membuka jalan kerjasama ini dengan membawakan tema “Communication Based Train Control (CBTC) Design and implementation”.
Kegiatan ini ditujukan untuk sivitas akademik yang berasal dari lingkungan ITB, khususnya anggota KK-IK FTI yang memiliki ketertarikan di bidang persinyalan perkeretaapian. Selain itu, kegiatan workshop juga dihadiri oleh peserta undangan yang berasal dari institusi maupun perusahaan, baik vendor maupun pengguna teknologi, terkait bidang perkeretaapian diantaranya: PT. MRT Jakarta, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan RI, Pemerintah Daerah Daerah Khusus Ibu Kota (Pemda DKI) Dinas Perhubungan, National Center for Sustainable Transportation Technology (NCSTT) ITB, Departemen Teknik Elektro Telkom University, PT. Kereta Api Indonesia (KAI), PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), LRT Adhi Karya, PT. Industri Kereta Api (INKA) dan LEN Railway System.
“Acara ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan mengenai teknologi CBTC baik dari segi desain maupun implementasinya, dengan melibatkan operator perkeretaapian, perusahaan teknologi nasional, perguruan tinggi, serta vendor-vendor yang menyediakan teknologi CBTC”, Papar Augie Widyotriatmo, Ph.D., selaku ketua kegiatan workshop.
Acara yang berlangsung pada hari Kamis, 16 November 2017 di ruang rapat Teknik Fisika, Gedung TP Rahmat, ITB, jl Ganesha no 10 Bandung pukul 08:00 pagi hingga 16.30 tersebut dibuka oleh Dekan FTI ITB, Prof. Deddy Kurniadi, Dr. Eng.
Dalam kesempatannya Prof. Deddy menyampaikan bahwa ITB akan terus mendukung pengembangan SDM dalam teknologi perkeretaapian, khususnya dalam bidang persinyalan, kontrol dan Otomasi. “Kami sedang membuka program magister Instrumentasi dan Kontrol dengan topik khusus persinyalan kereta api. Kami sangat berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan sumber daya manusia, khususnya persinyalan perkeretaapian di Indonesia, yang saat ini terus didorong pembangunannnya oleh pemerintah”
Dr. Agung Wicaksono, Msc., MBA selaku Direktur Operasi dan pemeliharaan PT. MRT Jakarta turut serta memberikan sambutan. Agung menyebutkan teknologi-teknologi canggih terbaru yang baru pertama kali digunakan di Indonesia yang saat ini digarap di MRT Jakarta. “MRT Jakarta menggunakan teknologi baru untuk operasi dan pemeliharaannya, seperti tunnel boring machine untuk membuat terowongan jalur bawah tanah, non-balasted track with anti-vibration sleeper bantalan rel kereta, dan yang paling kunci adalah sistem persinyalan dengan menggunakan moving block. Kereta akan dioperasikan secara otomatis melalui sistem persinyalan Communication-Based Train Control (CBTC) yang merupakan teknologi baru di Indonesia”. Agung juga mengungkapkan visinya dalam menggandeng ITB sebagai partner yaitu ITB bersama MRT Jakarta membangun gaya hidup baru berupa BMW (BUS, MRT, WALK).
Workshop ini menghadirkan sejumlah pembicara yang mumpuni di di bidangnya. Sebagai pembicara materi I adalah Prof. Dr-Ing. Yul Yunazwin Nazaruddin, IPM. selaku ketua KK-IK yang juga fokus menggarap penelitian terkait Railway SIgnalling. Prof. Yul memaparkan profil Kelompok keahlian Instrumentasi dan kontrol kepada Para audiens. “Terdapat 10 Laboratorium di lingkungan instrumentasi dan Kontrol di berbagai bidang aplikasi. Salah satunya ialah dalam bidang Persinyalan Perkeretaapian. Untuk terus mengembangkan teknologi perkeretaapian ini, kami telah bekerjasama dengan University of Birmingham untuk mengadakan program studi S2 Bidang railway signaling, serta kerjasama dengan Beijing-Jiaotong University untuk mengembangkan penelitian di bidang transportasi khususnya railway”, papar Prof. Yul.
Pembawa materi berikutnya adalah Ir. Linus Andor Mulana Sijabat, MIRSE, IPM dari PT LEN industry (persero) yang berbagi tentang cerita suksesnya mengoperasikan Skytrain Bandara Soekarno Hatta. Mega I.N Tarigan Ketua Divisi Railway Operation, PT. MRT Jakarta yang juga merupakan alumni Teknik Fisika ITB banyak bercerita tentang teknologi persinyalan yang akan diterapkan di MRT Jakarta. “Sistem persinyalan di MRT Jakarta akan menggunakan “Grade of Automation” Level 2, di mana kereta dijalankan dan diberhentikan tanpa driver. Driver hanya akan berperan dalam buka-tutup pintu dan pada kondisi darurat saja”, ujarnya. Selain itu Mega juga menceritakan banyak sekali masalah terbuka yang berpotensi untuk menjadi topik kerjasama riset dengan ITB.
Hugo Ramos dari Vendor Technology, Thales juga salah satu yang dinantikan oleh audiens. Hugo memaparkan produk-produk yang sedang dikembangkan dan proyek yang sedang dikerjakan oleh Thales di berbagai belahan dunia, pelatihan dan penelitian yang pernah dilakukan olehmasing-masing vendor di berbagai negara, tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan Revenue Operation (test com & trial run), serta. Lesson Learned dari implementasi pengoperasian yang pernah dilakukan oleh Thales.
Communication-Based Train Control (CBTC) Technology merupakan teknologi yang menggunakan standar IEEE 1474.1 2004 yang mengatur kebutuhan performansi dan fungsional dari pengontrolan kereta api. Teknologi ini merupakan teknologi yang relatif baru dan akan diimplementasikan pertama kali di Indonesia yaitu pada MRT Jakarta. Dr. Ir. Endra Joelianto dari IEEE Indonesia Section memaparkan Standar IEEE yang digunakan sebagai acuan dalam teknologi CBTC.
Sesi sore kegiatan ini ditutup dengan diskusi panel yang hangat yang menghadirkan seluruh pembicara di depan para hadirin. Diskusi ini juga membahas tentang bagaimana ke depannya kita dapat mengembangkan teknologi persinyalan dalam negeri. “Harus ada sinergi antara Pemerintah, Industri dan perguruan tinggi jika ingin memajukan teknologi persinyalan dalam negeri”, tutur Prof. Yul. Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan dari institusi pemerintah. “Kami akan mendukung proses percepatan pengembangan teknologi persinyalan di Indonesia, khususnya yang akan dijalankan di MRT Jakarta ini”, ujar Ibu Naomi, Analis Persinyalan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI.