Meneliti Perburuan Quasar di Fajar Kosmik dengan Aplikasi Deep Learning

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id—Quasar adalah benda langit yang didukung oleh lubang hitam supermasif dan milyaran kali lebih besar dari matahari kita. Quasar juga merupakan objek nontransien paling terang di dunia, dan pada dasarnya quasar ini berasal dari inti galaksi.

Demikian disampaikan oleh Irham Taufik Andika, Ph.D., dari Max Planck Institute for Astronomy, Jerman, dalam acara kolokium hybrid astronomi Program Studi Astronomi, FMIPA ITB. Topik kolokium ini adalah “The Hunt for Quasars at Cosmic Dawn", Jumat (10/9/2022).

“Quasar sangatlah penting untuk diteliti karena masih banyak perdebatan terkait pembentukan black hole yang telah berlangsung sangat lama,” ujar Irham.
Pembentuk quasar pun kebanyakan hanya dapat ditemukan di daerah yang redup, bukan di daerah yang terang. “Maka dari itu, pencarian quasar di daerah yang lebih redup dan memiliki massa yang lebih rendah menjadi suatu tantangan,” ucap Irham.

Metode yang dimanfaatkan untuk menemukan quasar adalah menciptakan simulasi antara emisi dari quasar dengan galaksi yang sebenarnya. Alat yang digunakan untuk melakukan simulasi ini adalah SIMQSO, Bagpipes, dan PyAutoLens.

“Namun, penggunaan metode ini dapat memakan waktu yang sangat lama. Maka dari itu, terciptalah metode yang lebih efisien yaitu dengan menggunakan model spektrum untuk melakukan spectral energy distribution fitting,” jelas Irham. Namun, kembali ditemukan kendala di mana metode ini menghasilkan visualisasi yang kurang spesifik.

Untuk menjawab berbagai permasalahan yang ada dari berbagai metode yang telah dimanfaatkan sebelumnya, lahirlah metode yang lebih efektif untuk meneliti quasar yaitu dengan memanfaatkan deep learning.

Melalui metode tersebut, para peneliti dapat melakukan pencarian quasar dengan melakukan simulasi terhadap galaksi dan juga dapat menghasilkan gambar quasar dengan tangkapan lensa yang kuat. Akurasi yang diperoleh metode ini dapat mencapai 98%.


Salah satu quasar yang telah berhasil ditemukan melalui pengaplikasian deep learning ini adalah PSO J085+11. Quasar itu merupakan quasar garis lemah muda yang ditemukan pada galaksi starburst. “Melalui penelitian dengan proximity zone, quasar ini diestimasikan telah berusia sekitar 1.000 hingga 10.000 tahun. Quasar ini termasuk quasar muda karena umumnya quasar berusia 1 Juta tahun,” ungkap Irham.

Reporter: Yoel Enrico Meiliano (Teknik Pangan, 2020)