Mengenali Pendekatan Pengambilan Keputusan Multikriteria dengan Metode SEAT

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id — Interdisciplinary Design Virtual Course kembali diadakan sebagai bagian dari Tanoto Student Research Award dengan mengangkat tema ‘Pengambilan Keputusan Multikriteria’ pada Sabtu (18/6/2022). Tema ini diberikan karena dirasa sangat diperlukan untuk bekal mahasiswa dalam kehidupannya nanti, terutama saat memasuki dunia kerja. Dalam acara tersebut Dr. Eng. Yosi Agustina Hidayat yang juga merupakan dosen aktif Teknik Industri ITB hadir sebagai pembicara.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu tahapan terpenting dalam proses pemecahan masalah. Langkah ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang telah didefinisikan sebelumnya lewat beberapa alternatif solusi yang mungkin.

Pada realitanya, masalah yang dihadapi manusia dalam kesehariannya membutuhkan keputusan yang kompleks. Kompleksitas ini ditandai dengan banyaknya kriteria dan alternatif yang harus diperhitungkan sehingga membutuhkan strategi yang benar agar keputusan yang diambil dapat optimal.

“Pengambilan keputusan dipicu oleh keberadaan masalah. Dalam menyelesaikan masalah ini, harus dicari cara-cara yang baik, pendekatan yang komprehensif, dan langkah-langkah yang sistematis agar nantinya ada dokumentasi penyelesaian persoalan yang telah dilakukan,” jelas Yosi.

Salah satu pendekatan dalam pengambilan keputusan adalah pendekatan sistematik dengan metode Systematic Engineering Analysis Techniques (SEAT). SEAT menggunakan tujuh langkah komprehensif yang didasarkan pada objektivitas dan pola pikir sistemik, meliputi; pendefinisian masalah, perumusan beberapa konsep alternatif penyelesaian, pemilihan satu konsep berdasarkan evaluasi, pendetailan desain berdasarkan konsep terpilih, design defense, pengujian dan proses produksi, dan evaluasi.

Menurut Yosi, hal terpenting dalam proses pengambilan keputusan adalah kemampuan melihat kumpulan alternatif yang mungkin untuk dilakukan. Keputusan yang diambil hanya akan menghasilkan satu alternatif terbaik dari beberapa pilihan alternatif pemecahan masalah. Setiap alternatif yang ada memiliki potensi keuntungan dan risikonya masing-masing.

“Keuntungan dan risiko dari suatu alternatif baru bisa dipetik hasilnya di masa depan. Dua hal ini sifatnya tidak pasti, sehingga kita memerlukan langkah-langkah pengambilan keputusan yang sistematik untuk meminimalkan eror akibat ketidakpastian tadi,” ujarnya.

Pengambilan keputusan yang dikakukan oleh sesorang juga akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, sudut pandang yang terlalu luas akan menghasilkan alternatif keputusan yang sangat banyak sehingga proses pengambilan keputusan semakin membingungkan dan tidak efisien. Kedua, informasi yang dikumpulkan terkait alternatif keputusan tidak boleh terlalu banyak namun harus optimum. Ketiga, dipengaruhi oleh tipe kepribadian pengambil keputusan yang dibedakan atas kepribadian optimis (risk taker), pesimis (risk averse), dan moderat (risk neutral).

“Pada akhirnya pengambilan keputusan akan tergantung tipe kepribadian decision maker yang dibawa sejak lahir dan biasanya terbentuk sesuai lingkungannya, walau secara alami manusia adalah seorang risk taker,” ujarnya menyimpulkan.

Reporter: Hanifa Juliana (Perencanaan Wilayah dan Kota 2020)