Mengenalkan Sains dan Profesi pada Anak

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana

*Foto: Nabila Nurul Maghfirah
*

BANDUNG, itb.ac.id – Memperingati Hari Anak Nasional Tahun 2019, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Olahraga dan UPT Sabuga ITB menyelenggarakan sebuah acara Dari Bandung Untuk Anak Indonesia (DIBUAI) pada Minggu (28/7/2019) di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) dan Sarana Olahraga (Saraga) ITB. Acara tersebut berkolaborasi dengan Festival Planet Sains yang diselenggarakan oleh Planet Sains serta Festival Anak Bertanya yang diselenggarakan oleh tim anakbertanya.com.

Kegiatan tersebut memuat beragam aktivitas edukatif nan rekreatif yang terangkum dalam tiga mata acara utama, yaitu Festival Anak Bertanya, Festival Planet Sains, dan outdoor adventure games. Pada acara outdoor, permainan yang ditampilkan ialah permainan tradisional anak-anak, dan permainan olahraga seperti basket dan voli.

Memasuki tahun ke-5, penyelenggaraan Festival Anak Bertanya (FAB) 2019 mengusung tema keprofesian dengan tagline “Sudah Besar Mau Jadi Apa?”. Menurut Prof. Hendra Gunawan selaku Ketua Pelaksana FAB 2019, konsep besar acara dimaksudkan untuk dapat menginspirasi anak-anak agar dapat memiliki cita-cita yang lebih beragam dan tidak terbatas pada jenis profesi tertentu.

Dalam mendukung hal tersebut, panitia FAB 2019 mengikutsertakan sejumlah lembaga, komunitas, dan pakar yang bergerak di bidang pendidikan anak-anak melalui kegiatan talkshow parenting, pertunjukkan musik dan seni, bioskop anak, kuis berhadiah, serta pameran booth komunitas yang mewakili berbagai bidang keprofesian mulai dari pelayanan sosial hingga kuliner dan kesenian. 

“Harapannya anak-anak Indonesia ke depan semakin bisa berkontribusi lebih banyak buat negara melalui berbagai profesi yang memang dibutuhkan, bukan hanya yang itu-itu aja. Juga agar semua sektor terisi dan tidak diambil alih oleh bangsa lain,” ujar Prof. Gunawan.

Sebanyak 27 lembaga dan komunitas yang berpartisipasi dalam FAB 2019 turut menghadirkan ragam kegiatan interaktif yang menarik dan edukatif pada sejumlah booth yang tersedia. Pada umumnya, lembaga atau komunitas tersebut menawarkan kegiatan interaktif yang mengasah motorik anak melalui berbagai media seperti alat tulis dan alat peraga. Salah satu booth yang paling banyak menarik perhatian pengunjung yaitu Pemadam Kebakaran Kota Bandung yang memperkenalkan seperangkat alat yang digunakan dalam menangani kebakaran, serta wahana simulasi pertolongan pada ketinggian menggunakan tali yang dapat digunakan oleh anak-anak usia 3-10 tahun.

*Foto: Nabila Nurul Maghfirah

Tak kalah menarik, Festival Planet Sains 2019 menampilkan beberapa acara yaitu Pertunjukan Labirin Sains: Pameran 100 Alat Peraga Sains Interaktif, Pertunjukan Sains Spektakuler, dan Workshop Sains dan Kreativitas, serta Amazing Race Sains Sport, dan Kompetisi Olahraga dan Sains tingkat SD yang dilaksanakan di kompleks Saraga ITB. Antusiasme pengunjung yang tinggi dalam mengenali dan mempelajari sains salah satunya tampak pada wahana Labirin Sains yang ramai dikunjungi pengunjung yang datang silih berganti.

Sebagai tuan rumah, sejumlah lembaga dari mahasiswa dan alumni ITB turut memeriahkan acara DIBUAI, yaitu Rumah Belajar Skhole, Program Studi Astronomi yang bekerjasama dengan Observatorium Bosscha, komunitas Langit Selatan dan Dunia Astronomi yang dibentuk oleh alumni Astronomi ITB, serta LAPAN. Dalam acara ini, keempat lembaga tersebut menghadirkan pertunjukkan sains yang banyak menarik minat pengunjung, di antaranya yaitu wahana Planetarium Mini miliki LAPAN dan simulasi peneropongan bintang melalui teropong portabel yang tersedia di booth milik Observatorium Bosscha.

Sejak dibuka pada pukul 8.00 WIB, tak kurang dari 6.000 pengunjung memadati lokasi berlangsungnya acara. Dengan harga tiket masuk yang relatif terjangkau, para pengunjung dapat menikmati puluhan wahana interaktif, memperoleh pengetahuan dan inspirasi seputar dunia anak-anak dari event tahunan ini. 

Lina, salah satu pengunjung dari Bandung, mengatakan bahwa acara ini cukup menarik dan bermanfaat bagi orang tua dan anak-anak. Lina yang datang bersama kedua putrinya yang duduk di bangku kelas 6 SD mengaku sangat terkesan dengan penjelasan mengenai astronomi. “Karena kadang anaknya bertanya tentang astronomi, orangtuanya tidak bisa jawab. Kalau di sini dia mau bertanya langsung dijawab sama ahlinya,” pungkas Lina.

Selain booth edukasi, DIBUAI juga menghadirkan sejumlah penampilan seni dan olahraga di panggung utama sebagai hiburan bagi pengunjung. Hingga akhir acara, sebagian besar pengunjung tampak membawa pulang sejumlah cendera mata, baik berupa hasil karya anak-anak maupun hadiah doorprize, mulai dari alat tulis hingga tas.

Reporter: Nabila Nurul Maghfirah (Planologi, 2015)