Menjadi Pemimpin yang Baik dari Pandangan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Oleh Adi Permana

Editor Adi Permana


BANDUNG, itb.ac.id ¬– Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, mengisi kuliah umum KU-4078 Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Rabu (10/02/2021). Kuliah umum ini dilakukan secara daring melalui Zoom dan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Institut Teknologi Bandung.

Kuliah umum ini dibuka oleh Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D., selaku Rektor ITB. Kegiatan ini juga dipandu oleh Prof. Dr.-Ing. Ir. Widjaja Martokusumo. Pada kuliah umum ini, Menkes menjelaskan bagaimana seseorang bisa menjadi pemimpin yang baik.

“Bicara mengenai leadership adalah bicara mengenai diri saya sendiri,” tutur Budi saat memulai penjelasannya. Ia menjelaskan dari lika-liku yang ia hadapi saat hendak memasuki perguruan tinggi. Pada waktu itu, Ia dihadapkan dengan tiga pilihan jalur masuk, yakni jalur Perintis 1, Perintis 2, dan program beasiswa dari Pak Habibie (BPPT) untuk belajar di luar negeri.

Pada akhirnya Budi memilih Fisika ITB dengan mengikhlaskan jurusan ekonomi di Universitas Indonesia serta beasiswa BPPT. Dari pengalaman tersebut dia mengatakan bahwa jalur hidup itu bukan kita yang menentukan, melainkan Tuhan Yang Maha Esa. “Just have to accept that,” tambah Menkes yang baru dilantik itu.
Pak Budi mengatakan bahwa kepemimpinan itu datang dari empat tataran pendidikan, yaitu tataran fisik, akal, jiwa, dan hati. Seorang pemimpin harus memiliki fisik yang kuat, akal yang cerdas, dan mampu membedakan mana yang indah dan mana yang buruk. Namun, menurutnya, yang tak kalah penting yaitu tataran jiwa, tentang mana yang baik dan mana yang jahat. “Seorang pemimpin yang baik, jiwanya masih baik” ucap Pak Budi. Ia bersyukur karena keempat tataran ini dimiliki oleh ITB.

Setelah lulus dari ITB, ia meniti karier di IBM Asia Pasifik yang berada di Tokyo, Jepang. Kemudian sewaktu kembali ke Indonesia, Budi bekerja di bidang marketing. Penghargaan demi penghargaan ia dapatkan. Dari sini ia mengatakan bahwa kita tidak boleh menganggap diri kita paling pintar jika ingin menjadi pemimpin yang baik. “When you are getting higher and higher, be more humble intellectually,” pesan Pak Budi pada kuliah umum tersebut.

Beberapa waktu kemudian, Budi terjun ke dunia perbankan. Pernah bekerja di Bank Bali, Bank Mandiri, dan Bank Danamon. Dari pengalaman-pengalaman ini juga dia kembali mendapat insight tentang kepemimpinan. Beberapa kali ia menjadi pimpinan di bank tersebut. Menurutnya pemimpin yang baik itu bisa memilih dan mempromosikan orang yang baik.

Di akhir kuliah umum ini Budi menegaskan bahwa kepemimpinan tidak didapatkan dari kelas, buku, webinar dan sejenisnya. “Leadership itu ilmu yang you learn by doing,” tambah pak Budi.

Menurutnya, kepemimpinan itu bisa datang dari tempat kerja dan kehidupan sehari – hari. Kepemimpinan juga tidak diajari oleh profesor kepemimpinan, tetapi seorang yang terlihat kapabilitasnya dalam suatu organisasi yang dia pimpin.
Terakhir, ia mengatakan kepemimpinan itu bukan untuk memperkaya diri sendiri, tetapi untuk melakukan sesuatu terhadap kemanusiaan.

Reporter : Kevin Agriva Ginting, (TPB 2020)