Menjelajahi Carbon Capture and Storage (CCS): GSC Talk #1 Bahas Solusi Pengurangan Emisi di Indonesia

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG) “GEA”, Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar GSC Talk #1, yang bertajuk “What is Carbon Capture and Storage? Is it Necessary in This Era?”, Rabu (25/5/2024) secara daring.

Salah seorang narasumber, Technical Advisor to Ministry of Energy and Natural Resources of Republic of Indonesia, Nanang Abdul Manaf, menjelaskan tentang peran Carbon Capture and Storage (CCS) dalam transisi energi Indonesia untuk mencapai Nationally Determined Contribution (NDC).

“Indonesia memiliki kewajiban untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sejalan dengan perjanjian Paris Agreement 2015. Kita harus berupaya menurunkan kenaikan temperatur bumi hingga 1,5 derajat Celsius atau 2 derajat Celsius,” ujarnya.

Penurunan temperatur bumi harus dilakukan segera mengingat dampak yang semakin nyata dari pemanasan global. “Perubahan temperatur bumi yang signifikan mengakibatkan berbagai dampak buruk, di antaranya kenaikan permukaan air laut yang mengancam pulau-pulau kecil di Indonesia," katanya.

Beliau menjelaskan, Indonesia telah menjalankan berbagai program low carbon initiative terutama di sektor hulu minyak dan gas, antara lain Zero Rutin Flaring, pengelolaan energi yang efisien dan efektif, serta penurunan emisi dan gas buang. Beliau menekankan pentingnya ketaatan terhadap regulasi yang berkaitan dengan lingkungan dan keselamatan kerja.

“Indonesia sudah mengimplementasikan teknologi CCS di beberapa lapangan minyak dan gas, seperti di Lapangan Tangguh dan Lapangan Abadi. Namun, kita harus terus meningkatkan upaya pengembangan teknologi CCS dan CCUS untuk mencapai target Net Zero Emission di tahun 2060,” katanya.

   

Beliau pun menjelaskan tentang konsep Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), yang bukan hanya menyimpan CO2 tetapi juga memanfaatkannya untuk meningkatkan efisiensi produksi minyak dan gas.

“CCS dapat meningkatkan recovery gas hingga 400 bilion kubik feet dan meningkatkan produksi minyak sehingga membuka peluang baru bagi industri migas Indonesia,” tuturnya.

Nanang menekankan pentingnya sosialisasi dan engagement masyarakat terhadap teknologi CCS. "Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang benar mengenai teknologi CCS dan manfaatnya untuk mengatasi perubahan iklim," ujarnya.

GSC Talk #1 diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya teknologi CCS dalam mengatasi perubahan iklim dan mendukung transisi energi di Indonesia.

Reporter: Hafsah Restu Nurul Annafi (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)