OKTAN ITB 2025 Hadirkan ChemTalk, Bahas Solusi Keberlanjutan Lingkungan

Oleh Chysara Rabani - Mahasiswa Teknik Pertambangan, 2022

Editor Anggun Nindita

Sesi foto bersama pada ChemTalk di Aula Timur ITB, Sabtu (22/2/2025). (Dok. Panitia OKTAN ITB 2025)

BANDUNG, itb.ac.id - Himpunan Mahasiswa Kimia 'AMISCA' Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan diskusi inspiratif dalam rangkaian OKTAN ITB 2025 melalui talkshow bertajuk “ChemTalk: Future Environment Sustainability Through Innovation”, pada Sabtu (22/2/2025) di Aula Timur, ITB Kampus Ganesha.

Agenda ini membahas inovasi keberlanjutan lingkungan bersama para pakar di bidangnya.

Dipandu oleh mahasiswa Kimia ITB 2023, Amalya Zulfa Azzahra, talkshow ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman, yakni Founder & Initiator Forum Peduli Sampah Seluruh Indonesia Hadohoan Satyalen Simaremare, serta Vice President Department Head of ESG Performance and Reporting Mining Industry Indonesia Arief Wiwaha, M.Eng.Env.Sc. Keduanya berbagi wawasan mengenai strategi inovatif dalam pengelolaan lingkungan guna menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Hadohoan Satyalen Simaremare menyoroti pentingnya inovasi berbasis naluri saintifik dalam mengatasi permasalahan sampah di Indonesia. Ia menegaskan bahwa sampah adalah tanggung jawab bersama yang membutuhkan solusi efektif. Sayangnya, rendahnya kesadaran masyarakat serta kurangnya penegakan aturan membuat upaya penanggulangan sampah masih berjalan secara sporadis dan belum komprehensif.

Sebagai solusi, Forum Peduli Sampah Seluruh Indonesia hadir sebagai wadah kolaboratif untuk mengatasi permasalahan ini. Gerakan ini mengusung theory of change, yang berfokus pada peningkatan kepedulian masyarakat melalui kampanye, edukasi, dan advokasi kebijakan publik. Dengan pendekatan ini, diharapkan sistem pengelolaan sampah dapat diperbaiki secara menyeluruh melalui kebijakan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

"Sayangnya, banyak orang belum menyadari bahwa pengelolaan sampah berpengaruh besar terhadap peradaban. Dengan mengelola sampah, kita menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman. Perjalanan kita masih panjang, tetapi mari bergerak sebagai warga negara yang aktif dan kritis, mengedepankan naluri saintifik serta keilmuan untuk melahirkan inovasi." tuturnya.

Sementara itu, Arief Wiwaha, M.Eng.Env.Sc., membagikan pengalamannya dalam inovasi untuk keberlanjutan lingkungan. Menurutnya, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan sumber daya dan kesejahteraan generasi mendatang.

Ia menjelaskan bahwa sustainability berfokus pada bumi dan sistem sosial dengan pendekatan "inside-out" yang menekankan dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan masyarakat. Sementara itu, ESG melihat keberlanjutan dari sisi nilai perusahaan (enterprise value) melalui pendekatan "outside-in" untuk melihat bagaimana faktor keberlanjutan memengaruhi profitabilitas dan risiko bisnis.

Industri pertambangan kini tidak lagi hanya berorientasi pada profit, tetapi juga memperhatikan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance) sebagai indikator utama bagi investor. Salah satu fokusnya adalah pengelolaan tailing dan waste dari aktivitas penambangan. PT Bukit Asam telah menerapkan constructed wetland, ekosistem lahan basah buatan yang dirancang untuk memulihkan lingkungan. Inovasi ini memanfaatkan tanaman, mikroba, dan tanah yang tergenang air untuk mengoptimalkan proses fisika dan biokimia dalam memurnikan air tercemar. Sistem ini mampu menghilangkan logam berat serta menetralkan air asam tambang secara alami.

“Sustainability dan ESG bukan lagi sekadar isu, melainkan masa depan industri pertambangan. Perubahan nyata harus diwujudkan melalui design thinking, empati, dan analisis materialitas dalam setiap keputusan. Pendekatan berbasis data adalah kunci membangun program keberlanjutan yang efektif. Masa depan ada di tangan kita, dan waktunya bertindak adalah sekarang." pungkasnya.

Talkshow ini menegaskan bahwa inovasi dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam menciptakan keberlanjutan lingkungan. Baik dalam pengelolaan sampah maupun industri pertambangan, pendekatan berbasis data, kesadaran kolektif, dan kebijakan yang tepat sangat diperlukan. Diskusi ini tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga mendorong peserta untuk berperan aktif dalam menciptakan solusi nyata.

Reporter: Chysara Rabani (Teknik Pertambangan, 2022)

#himpunanmahasiswakimia #itb #talkshow