Menjelajahi Peran AI dalam Industri Manufaktur dan Kedokteran

Oleh M. Naufal Hafizh

Editor M. Naufal Hafizh

BANDUNG, itb.ac.id – Himpunan Mahasiswa Matematika (dan Aktuaria) (Himatika) Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menggelar Career Talk Series (CTS) dengan tema “Exploring the Frontier of Artificial Intelligence” di Gedung Campus Center (CC) Timur, ITB Kampus Ganesha, Jumat (17/5/2024). Acara yang membahas peranan Artificial Intelligence (AI) dalam berbagai bidang ini menjadi bagian dari kuliah tamu untuk mata kuliah MA4072 Pembelajaran Mendalam (Deep Learning).

   

Sesi pertama menghadirkan Co-Founder of Phire Studio, Henke Yunkins, yang menyampaikan materi berjudul “Artificial Intelligence in Manufacturing Industries”. Beliau menganalogikan peran AI seperti puzzle dan misteri dalam konteks industri manufaktur. Memecahkan puzzle adalah proses yang relatif langsung karena tren historis dapat memberikan perkiraan yang dapat diandalkan untuk masa depan. Sebaliknya, menguraikan misteri adalah tantangan yang jauh lebih besar karena data historis tidak selalu dapat memprediksi peristiwa masa depan dengan akurat.

Henke menggarisbawahi pentingnya memahami sumber data, apa yang diukur, dan bagaimana cara memproses informasi tersebut. Dalam konteks industri, transformasi berbasis data (Data-Driven Initiative) merupakan strategi revolusioner, meskipun membutuhkan biaya implementasi yang signifikan. Beliau juga membahas metode statistik yang hanya efektif dalam kelas masalah terbatas karena proses stasioner menghasilkan distribusi frekuensi yang dapat diamati.

Contoh kasus yang diangkat adalah prediksi kegagalan mesin di industri manufaktur. Dengan memodelkan dan menganalisis data dengan bantuan AI, perusahaan dapat mencegah kerusakan sebelum terjadi, menjadwalkan pemeliharaan untuk menjaga produktivitas, dan mengurangi frekuensi pemeliharaan rutin. Hal ini tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Dalam implementasi dunia nyata, diperlukan akurasi, struktur biaya yang tepat, dan pencapaian hasil yang diinginkan.

   

Sesi kedua dilanjutkan oleh Dr. Arief Wibowo, SpJP, ahli kardiologi dan peneliti di bidang klinis dan fundamental, yang menyampaikan materi “Artificial Intelligence for Medical Purposes”. Beliau menjelaskan kecerdasan buatan (AI) yang sudah mulai mentransformasi sektor kesehatan dengan berbagai cara. AI digunakan untuk meningkatkan diagnostik dan keputusan pengobatan, memperbaiki perawatan dan pengalaman pasien, mempercepat penemuan dan pengembangan obat, serta menyederhanakan tugas administratif dan mengurangi biaya. Hal tersebut sangat mengubah cara kerja dunia medis.

Beliau mengatakan, meskipun AI dapat memberikan keputusan yang cepat dan kadang lebih akurat berdasarkan data yang ada, teknologi ini tidak dapat sepenuhnya menggantikan manusia. Validasi dan kolaborasi tetap diperlukan untuk mendapatkan perspektif baru dan analisis yang mendekati akurat. Proses kolaboratif ini memungkinkan masalah dilihat dari berbagai sudut pandang, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas keputusan yang diambil dalam dunia medis.

Project Leader CTS, Viatichara Azzahra Maulana (AK’21), menjelaskan bahwa tujuan Career Talk Series ini untuk memberikan wawasan kepada anggota Himatika ITB dan mahasiswa lainnya karena materi terbuka untuk umum. Tidak hanya berfokus pada technical skills, CTS juga membahas soft skills yang diperlukan dalam dunia kerja.

Viatichara menyebutkan, acara ini merupakan kerja sama dengan program studi matematika dan mata kuliah Deep Learning. “Harapannya dari CTS ini, semoga apapun yang kita sampaikan, baik nanti temanya berkaitan dengan technical skill atau mengenai soft skill, dan sebagainya yang berhubungan dengan karier, itu benar-benar bisa membantu untuk karier mereka (peserta) ke depannya,” ujarnya.

Reporter: Iko Sutrisko Prakasa Lay (Matematika, 2021)
Dokumentasi: Arsip Himatika ITB