Menyiasati Pandemi COVID-19 dengan Pemanfaatan Teknologi pada Operasional Supply Chain

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami

BANDUNG, itb.ac.id—ITB Career Center bersama Unilever Indonesia mengadakan webinar dengan topik ”Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Operasional Supply Chain di Unilever Indonesia dan Strategi Menghadapinya” oleh Rizki Raksanugraha, Supply Chain Director Unilever Indonesia, Jumat (18/6/2021).

Moderator webinar kali ini adalah Naufal Riyandi dari Program Pascasarjana Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain pemaparan materi, peserta webinar yang berjumlah sekitar 200 orang, juga berkesempatan mengikuti ITB Alumni Sharing oleh Yohanes Christanto, biasa disapa Chris yang juga Alumni Teknik Kimia ITB, dan Job Opportunity Sharing dari Unilever Indonesia.

Pandemi COVID-19 memberi pengaruh besar pada operasional supply chain. Awal kemunculan virus ini di China mengakibatkan pabrik di sana tutup dan mengharuskan perusahaan impor mencari tempat baru untuk mendapatkan bahan baku maupun bahan jadi untuk pabriknya. Eropa menjadi alternatif akan tetapi mengalami lockdown. ”Terus menerus itu, saling bergelombang dan sangat mengganggu. Rantai pasokan itu mulai hulu sampai ke hilir. Diganggu sedikit maka akan terganggu sampai ke bawahnya,” jelas Rizki.

Hubungan cost & revenue terhadap level servis berupa kurva eksponensial sehingga incremental cost yang dibutuhkan untuk meningkatkan level servis pada angka 95-98% tinggi sekali. ”Salah satu cara menyiasati pandemi ini adalah dengan teknologi,” ujar Rizki.

Rizki menjelaskan pada proses konvensional, setiap harinya 3.000 truk dikirim untuk mendistribusikan produk dari pabrik, salah satunya ke warung kecil. Proses ini tidak relevan untuk digunakan pada kondisi pandemi karena akan meningkatkan risiko terpapar virus. Aplikasi seperti Sahabat Warung menggantikan tugas salesman dalam mendata kebutuhan dan menawarkan produk baru.

Pada agenda ITB Alumni Sharing, Chris menjelaskan pengalamannya dalam proses perekrutan perusahaan. Salah satu tips yang ia berikan dalam pembuatan CV adalah menggunakan framework role, responsibility, dan impact (RRI). ”Misalnya kalian sekjen atau ketua himpunan, you should highlight those kind of things,” tambah Chris.

Reporter: Amalia Wahyu Utami (TPB, FTI 2020)


scan for download