MMFair 2011: Nanoteknologi dan Terobosannya di Indonesia
Oleh Shinta Michiko Puteri
Editor Shinta Michiko Puteri
BANDUNG, itb.ac.id - Himpunan Mahasiswa Teknik Material (MTM) ITB dan Ikatan Mahasiswa Metalurgi (IMMG) ITB mengadakan seminar dengan tema "Pentingnya Penguasaan Nanoteknologi Terhadap Sektor Industri Manufaktur Nasional" yang termasuk dalam rangkaian acara Material and Metallurgy Fair (MMFair) 2011. Seminar yang berlangsung di Auditorium Campus Center Timur ITB ini diadakan pada Jumat (11/11/11).
Seminar ini dihadiri oleh tiga pembicara, yaitu: (1) Prof. Dr. Ir. Mikrajuddin Abdullah (Dosen Program Studi Fisika ITB); (2) Dr. Nurul Taufiqurahman (Ketua Masyarakat Nanoteknologi Indonesia); dan (3) Dr. Ir. Bambang Sunendar Purwasasmita (Dosen Program Studi Teknik Fisika ITB).
Mikrajuddin dalam presentasinya mengatakan bahwa sebenarnya penguasaan materi mengenai nanoteknologi sangatlah mudah dan sederhana. Penelitian Mikrajuddin menghasilkan sebuah material yang dapat menangkap cahaya matahari dengan menggunakan nanopartikel. "Material TiO2 yang dikotori dengan unsur misalnya karbon dan nitrogen secara tidak terkontrol dapat mempersempit jarak antar energi agar meloncat sehingga dapat menyerap cahaya lebih banyak," jelas Mikrajuddin. Material yng dihasilkan dari nanopartikel tersebut dapat digunakan dalam penjernihan air, misalnya menghilangkan polutan di sungai-sungai di Indonesia.
"Nanoteknologi sekarang sangat berkembang. Nanoteknologi sudah banyak digunakan untuk menciptakan berbagai macam produk seperti produk kosmetik, energi, maupun agrokultur," ujar Taufiqurahman. Industri kecil menengah, peneliti dari universitas, dan pelaku usaha bisnis menjadi aktor-aktor yang penting dalam mengembangkan nanoteknologi ini.
Taufiqurrahman juga menyebutkan, "Dukungan kebijakan dan insentif memang diperlukan untuk dapat mengawali pertumbuhan nanoteknologi, karena saya yakin Indonesia akan segera memasuki era nano dimana nantinya produk-produk nano akan membanjiri pasar nasional." Dalam hal ini, diperlukan strategi percepatan penerapan nanoteknologi pada industri nasional dari kerjasama pemerintah dan swasta untuk dapat mewujudkan era nano tersebut.
Mikrajuddin dalam presentasinya mengatakan bahwa sebenarnya penguasaan materi mengenai nanoteknologi sangatlah mudah dan sederhana. Penelitian Mikrajuddin menghasilkan sebuah material yang dapat menangkap cahaya matahari dengan menggunakan nanopartikel. "Material TiO2 yang dikotori dengan unsur misalnya karbon dan nitrogen secara tidak terkontrol dapat mempersempit jarak antar energi agar meloncat sehingga dapat menyerap cahaya lebih banyak," jelas Mikrajuddin. Material yng dihasilkan dari nanopartikel tersebut dapat digunakan dalam penjernihan air, misalnya menghilangkan polutan di sungai-sungai di Indonesia.
"Nanoteknologi sekarang sangat berkembang. Nanoteknologi sudah banyak digunakan untuk menciptakan berbagai macam produk seperti produk kosmetik, energi, maupun agrokultur," ujar Taufiqurahman. Industri kecil menengah, peneliti dari universitas, dan pelaku usaha bisnis menjadi aktor-aktor yang penting dalam mengembangkan nanoteknologi ini.
Taufiqurrahman juga menyebutkan, "Dukungan kebijakan dan insentif memang diperlukan untuk dapat mengawali pertumbuhan nanoteknologi, karena saya yakin Indonesia akan segera memasuki era nano dimana nantinya produk-produk nano akan membanjiri pasar nasional." Dalam hal ini, diperlukan strategi percepatan penerapan nanoteknologi pada industri nasional dari kerjasama pemerintah dan swasta untuk dapat mewujudkan era nano tersebut.