Modultrax, Solusi Permasalahan Distribusi Barang di Daerah Terpencil di Indonesia
Oleh Adi Permana
Editor Adi Permana
BANDUNG, itb.ac.id—Institut Teknologi Bandung kembali melahirkan inovasi yang sarat akan manfaat. Kali ini datang dari salah satu Dosen Program Studi Desain Produk Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB (FSRD ITB), Bismo Jelantik, M.Ds. Lewat tangan dinginnya, Bismo sapaannya, memamerkan karyanya yang diberi nama “Modultrax – Modular Utility Transport – All Terrain”.
Modultrax adalah kendaraan utility yang dapat digunakan di segala medan (all terrain vehicle). Modultrax diciptakan atas dasar kebutuhan distribusi vaksin pencegahan Covid-19 ke daerah terpencil di Indonesia. Ide ini dibarengi dengan pengembangan ekosistem pembangkit listrik modular di pulau yang belum terdistribusi bahan bakar minyak (BBM). Selain itu, penjualan mobil dan motor mengalami disrupsi akibat pandemi. Bismo yang memiliki relasi dengan pihak industri komponen otomotif melihat adanya peluang untuk bekerja sama menyelesaikan permasalahan distribusi barang/jasa di Indonesia.
Dengan demikian, pada awal tahun 2021, Bismo memulai pembuatan konsep produk. Bismo menyebutkan pembuatan konsep dan desain Modultrax telah menggunakan teknologi 3D CAD (Computer Aided Design). Selain itu, PT Ganding Toolsindo sebagai mitra memiliki CNC Bending Pipe dan 3D Scan yang mampu meningkatkan keakuratan hasil. Target awal proyek ini adalah pembuatan desain, namun Bismo menyelesaikannya hingga pembentukan prototipe. “Untuk melakukan uji coba tentu saja diperlukan prototipe,” ungkap Bismo kepada reporter ITB pada Jumat, 16 September 2022 lalu.
Rangka Modultrax dirancang memiliki sistem kargo modular yang dapat dikaitkan dengan perkakas yang dibutuhkan, seperti alat pertanian, rak pengangkut, dll. Modultrax merupakan kendaraan listrik (electrical vehicle) dengan sumber daya baterai. Prototipe Modultrax tahap pertama ini dapat digunakan untuk menempuh jarak 50 km. Desain modularnya memungkinkan untuk memperbesar sumber daya sesuai kebutuhan.
Bismo menjelaskan banyak bidang keilmuan yang terlibat pada proses pembuatan Modultrax. Menurutnya, kolaborasi seperti ini membuatnya belajar di luar ranahnya, seperti mempelajari standar-standar manufaktur yang digunakan di area industri.
“Pengalaman seperti ini bisa jadi masukan untuk para peneliti, kemudian dapat diteruskan sebagai bahan ajar untuk mahasiswa,” kata Bismo.
Desain kendaraan ini 100% lokal dengan TKDN lebih dari 75% serta berjibaku menciptakan ekosistem bangga buatan Indonesia sehingga Bismo berharap produksi selanjutnya dapat menggunakan produk lokal seutuhnya.
*Modultrax di Pameran & Temu Bisnis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia
Desain Modultrax telah memiliki HAKI dan prototipe tahap satu sedang diuji coba. Prototipe selanjutnya telah memiliki frame, namun belum dirakit. Sebelumnya, Modultrax telah diikutkan pameran sebanyak tiga kali, salahnya satunya Pameran & Temu Bisnis Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia di Jakarta. Bismo bercerita bahwa sebetulnya banyak pihak yang tertarik dengan Modultrax. Namun, karena belum masuk e-catalogue, Modultrax belum bisa dipesan. Oleh karena itu, ia berharap segera mendapatkan izin untuk memproduksi Modultrax secara massal.
*Dekan FSRD ITB, Dr. Andryanto Rikrik Kusmara mengendarai Modultrax di kampus ITB. (Foto: Dok. FSRD ITB)
Bismo memang memiliki ketertarikan akan bidang transportasi. Tidak hanya menggali ilmunya, tetapi ia beberapa kali terlibat pada perakitan transportasi. Bahkan, ia memproduksi kendaraan transportasi perkebunan “SIGAP” sebagai tugas akhir sarjananya di ITB pada 2002 silam. Ia hanya berharap proses desain, industri, bisnis, dan teknologi dari Modultrax bermanfaat secara akademis dan bagi ITB, serta mampu menggelorakan gerakan bangga buatan Indonesia. Selain itu, ia berpesan kepada mahasiswa untuk berkolaborasi dengan teman dari keilmuan lain dan senantiasa memikirkan masa depan bangsa Indonesia yang mandiri pada aspek teknologi dan industrinya.
Reporter: Hanan Fadhilah Ramadhani (Teknik Sipil Angkatan 2019)