MTI-ITB Tingkatkan Kesadaran Resiko Manajemen Melalui Seminar

Oleh Adhitia Gesar Hanafi

Editor Adhitia Gesar Hanafi

BANDUNG, itb.ac.id - Untuk kesekian kalinya, Keluarga Mahasiswa Teknik Industri (MTI) ITB selenggarakan seminar edukasi terkait dengan dunia manajemen dan resiko yang menyertainya. Bertempat di Aula Barat ITB pada Selasa (02/12/14), topik mengenai manajemen resiko dan penerapannya dalam dunia pemasaran dibahas dengan sangat baik oleh pemateri profesional dari PT  Asuransi MSIG Indonesia. Tidak hanya dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai latar belakang program studi, turut hadir dalam seminar tersebut, Ketua Program Studi Sarjana Teknik Industri Ir. Tjokorde Made Agung Ari Samadhi, MSIE., Ph.D., didampingi oleh Tota Simatupang selaku dosen yang sekaligus menjadi moderator dalam seminar tersebut.

Dalam sambutanya, Ari Samadhi menyampaikan ucapan terimakasih kepada pemateri dari PT. Asuransi MSIG Indonesia yang telah menjalin kerjasama lebih dari tujuh tahun dengan Program Studi Teknik Industri ITB untuk senantiasa memberikan wawasan mengenai resiko manajemen dan gambaran praktis mengenai dunia kerja perasuransian. "Kami harap, kerjasama yang sudah terjalin lebih dari tujuh tahun ini, dapat terus berjalan," tutur Ari dalam sambutanya.


Pada sesi pertama, materi berupa perkembangan bisnis asuransi di Indonesia dan penjelasan mengenai berbagai produk asuransi yang ditawarkan MSIG serta cara pemasaran dari produk asuransi tersebut, dipaparkan dengan sangat jelas melalui data-data statistik terkini yang disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan bagan. Pada sesi pertama ini dijelaskan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beserta lembaga jasa keuangan termasuk didalamnya adalah lembaga asuransi, telah membentuk cetak biru strategi nasional literasi keuangan yang telah disusun pada November tahun lalu. Cetak biru tersebut akan menjadi pedoman bagi seluruh lembaga jasa keuangan dan para pemangku kepentingan didalamnya, dalam rangka mengoptimalkan peran serta lembaga jasa keuangan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat luas.


Dalam rangka menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015, wawasan dan pemahaman mengenai manajemen resiko dan pengaplikasianya dalam dunia pemasaran sangat diperlukan. Disebutkan oleh Ibu Indri sebagai salah satu pemateri, indeks masyarakat Indonesia yang sudah mengerti asuransi sebagai salah satu bentuk manajemen resiko hanya sekitar 17,84%, dan indeks pemanfaatan jasa perasuransian di Indonesia hanya berada pada angka 11,81%, sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara lain dikawasan Asia Tenggara. Angka tersebut turut menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia belum memahami pentingnya suatu manajemen resiko. Pada bagian akhir seminar, Michael W. Gourlay selaku Executive Vice President Business Development MSIG, memaparkan analisa usia dan jenis kelamin, dengan jenis asuransi yang dimiliki oleh lapisan penduduk Indonesia.