Musa Izzanardi Wijanarko Lulus Sarjana ITB pada Usia 18 Tahun

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami


BANDUNG, itb.ac.id — Musa Izzanardi Wijanarko menjadi salah satu pusat perhatian pada Wisuda Ketiga Tahun Akademik 2020/2021. Dia lulus sebagai wisudawan termuda di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Sabtu (17/7/2021). Musa Izzanardi Wijanarko menjadi sarjana pada usia 18 tahun 8 bulan.

Izzan, sapaan akrab Musa Izzanardi Wijanarko, merupakan mahasiswa Program Studi Matematika di Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB. Dia memilih Program Studi Matematika karena senang dengan matematika sejak kecil. Izzan memilih ITB setelah orang tua dan kakaknya juga berkuliah di sana.

Izzan sendiri mulai kuliah di ITB pada 2017. Sebelumnya, dia merupakan siswa homeschooling. Izzan belum pernah mengikuti sekolah formal.
Adaptasi belajar di kelas lantas terasa aneh bagi Izzan. Namun, belajar di kelas tetap menyenangkan. Izzan bisa bertemu orang-orang baru dengan gaya pikir dan ketertarikan yang unik.

“Memang orang di ITB pada aneh-aneh, tetapi tidak apa-apa karena saya juga orang aneh,” kelakar Izzan.

Selama kuliah, Izzan mendapat wejangan dari teman sekelas dan juga kakak angkatan. Mereka berpesan agar Izzan tidak lupa bersosialisasi. Izzan pun memutuskan untuk mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Genshiken ITB. Menurutnya, UKM itu sesuai dengan hobinya.

Izzan sendiri tidak begitu tertarik dengan lomba-lomba sehingga dia menghabiskan waktunya untuk berorganisasi. Dia pernah menjadi Ketua Bidang Medkominfo Genshiken ITB periode 2019/2020, Ketua Divisi Logistik Genshiken Staff Training Genshiken ITB 2019, dan Ketua Divisi Megaproperti Wisuda Juli HIMATIKA ITB 2019.
Untuk urusan membagi waktu, Izzan punya caranya sendiri. Dia biasa membagi waktu antara akademik dan organisasi dengan selalu berusaha memahami materi di kelas. Dengan begitu, dia tidak perlu banyak belajar lagi di luar kelas, kecuali saat mengerjakan tugas. Sebab, pada sisa waktunya, Izzan lebih memilih menaruh perhatiannya kepada hal-hal nonakademik.

Pada tahun terakhir, tepat sebelum memulai skripsi, pandemi Covid-19 melanda dunia. Awalnya, Izzan berpikir hal itu tidak akan berdampak besar. Ternyata pemikirannya salah. Suasana hatinya acak-acakan bahkan sempat tidak punya motivasi untuk masuk kelas dan mengerjakan tugas akhir.

“Biasanya saya bermain gim untuk procrastinate dari kuliah dan skripsi. Untungnya, dosen saya masih aman sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi. Kuliah saya selesai walaupun sempat terseok-seok dan sangat bersyukur akhirnya dapat berhasil menjadi wisudawan Juli 2021 ini,” ujar Izzan lagi.

Motivasi Izzan untuk lulus pada usia yang sangat muda sebenarnya sama dengan motivasi yang dimilikinya pada usia 14 tahun. Izzan sempat merasa pelajaran SMA tidak menarik sehingga membuatnya ingin segera berkuliah di ITB. Saat kuliah, dia berencana untuk lulus dalam empat tahun. Dia berusaha untuk mewujudkannya.
Izzan mampu sampai ke titik ini karena dukungan dari keluarga dan saudara yang selalu mendukung pilihannya. Terlebih lagi, Izzan merasa teman-teman seperkuliahan juga baik dan asyik diajak bermain. Mereka selalu menghibur di kala terpuruk.

Perjuangan Izzan sebenarnya sama seperti mahasiswa biasanya. Dia kerap kehilangan motivasi sesudah ujian tengah semester, yang membuatnya jadi jarang belajar dan tidak fokus, serta mengakibatkan nilai ujian akhir semester turun. “Kuliah memang berat bagi mereka yang tidak bisa mengatur waktu dan diri dengan baik, termasuk saya,” katanya.

Untungnya, Izzan berhasil melalui naik-turun masa kuliah. Setelah lulus, hidupnya memang masih menjadi misteri. Dia bertanya-bertanya tentang masa depannya. Izzan berharap bisa menemukan sesuatu yang diinginkannya.

Reporter: Dheamyra Aysha Ihsanti (Perencanaan Wilayah dan Kota, 2019)