MWA-ITB Tetapkan Tiga Calon Rektor ITB
Oleh Bayu Rian Ardiyansyah
Editor Bayu Rian Ardiyansyah


Proses Pemilihan Rektor ITB yang mengusung tagline "Rektor Kita 2014-2019" ini telah berlangsung sejak 25 Agustus dimulai dari pencarian calon nomine. Serangkaian proses telah dilakukan mulai dari presentasi dan seleksi, sosialisasi melalui Rekor ITB Expo, diskusi panel, hingga akhirnya melalui sidang tertutup Senat Akademik, keluar lima calon rektor terpilih. Dari kelima calon yang ada, akhirnya MWA memutuskan untuk menyeleksinya menjadi tiga nama tersebut. Keputusan MWA tersebut dilakukan atas pertimbangan dari presentasi pemaparan program kerja lima tahun mendatang oleh masing - masing calon rektor terpilih.
"Kita menilai seberapa besar mereka mempunyai ide untuk bisa melompatkan ITB lebih jauh lagi karena ke depan kita ingin menyongsong ITB 100 tahun. Jadi, kita melihat terobosan - terobosan yang akan mereka kembangkan dan kejelasan mereka dalam melaksanakan program - program tersebut. Semuanya memang baik, namun ketiga calon tersebut yang mempunyai terobosan yang jelas," tutur Prof. Dr. Ir. Jann Hidayat Tjakraatmadja selaku ketua panitia Rektor Kita 2014-2019.
Sebagai ketua MWA, Betty S. Alisjahbana menjelaskan lebih lanjut bahwa perbedaan masing masing calon terletak pada penekanan programnya. Prof. Kadarsah Suryadi menekankan transformasi ITB dari yang semula berbasis riset university menjadi entrepreneurial university. Lalu, Prof. Intan Ahmad lebih berfokus pada pembangunan kepemimpinan di kalangan mahasiswa agar mempunyai daya saing ketika lulus dari ITB. Sementara itu, Prof. Indratmo Sukarno menyampaikan rencana programnya dengan menitikberatkan pada peran ITB dalam memberikan sumbangan pemikiran yang lebih kepada pemerintahan dan masyarakat.
Selanjutnya, hasil akhir dari Rektor Kita 2014-2019 bergantung dari keputusan MWA pada tanggal 15 Desember mendatang. Anggota MWA terdiri atas Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi, gubernur Jawa Barat, rektor ITB, ketua Senat Akademik, 4 perwakilan anggota masyarakat, 4 perwakilan Senat Akademik, 1 perwakilan mahasiswa, 1 perwakilan tenaga kependidikan, dan 1 perwakilan alumni ITB. Dari kelimabelas anggota tersebut, semuanya mempunyai hak pilih kecuali rektor ITB dan ketua Senat Akademik. Sebagai kampus yang berstatus PTN BH, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi memiliki hak pilih yang lebih besar sebanyak 35 persen, sedangkan anggota yang lain berbobot sama. "Semoga pada tanggal 15 nanti kita bisa memilih rektor terbaik kita yang bisa membawa ITB melompat ke depan dalam menghasilkan lulusan terbaik yang bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat," tutup Betty.

Sebagai ketua MWA, Betty S. Alisjahbana menjelaskan lebih lanjut bahwa perbedaan masing masing calon terletak pada penekanan programnya. Prof. Kadarsah Suryadi menekankan transformasi ITB dari yang semula berbasis riset university menjadi entrepreneurial university. Lalu, Prof. Intan Ahmad lebih berfokus pada pembangunan kepemimpinan di kalangan mahasiswa agar mempunyai daya saing ketika lulus dari ITB. Sementara itu, Prof. Indratmo Sukarno menyampaikan rencana programnya dengan menitikberatkan pada peran ITB dalam memberikan sumbangan pemikiran yang lebih kepada pemerintahan dan masyarakat.
Selanjutnya, hasil akhir dari Rektor Kita 2014-2019 bergantung dari keputusan MWA pada tanggal 15 Desember mendatang. Anggota MWA terdiri atas Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi, gubernur Jawa Barat, rektor ITB, ketua Senat Akademik, 4 perwakilan anggota masyarakat, 4 perwakilan Senat Akademik, 1 perwakilan mahasiswa, 1 perwakilan tenaga kependidikan, dan 1 perwakilan alumni ITB. Dari kelimabelas anggota tersebut, semuanya mempunyai hak pilih kecuali rektor ITB dan ketua Senat Akademik. Sebagai kampus yang berstatus PTN BH, Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi memiliki hak pilih yang lebih besar sebanyak 35 persen, sedangkan anggota yang lain berbobot sama. "Semoga pada tanggal 15 nanti kita bisa memilih rektor terbaik kita yang bisa membawa ITB melompat ke depan dalam menghasilkan lulusan terbaik yang bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat," tutup Betty.