Ngobras HCM Bahas 4 Program Utama Terobosan Human Capital Management ITB

Oleh Adi Permana

Editor Vera Citra Utami

BANDUNG, itb.ac.id—Seiring perkembangan zaman, segala hal dapat berubah mengikuti kondisi lingkungan sekitar. Begitu halnya dengan dunia kerja yang semakin tahun tuntutan kualifikasi pegawai semakin meningkat. Cara tradisional mungkin sudah tidak sesuai apabila diterapkan di zaman modern. Begitu halnya dengan ITB yang saat ini sedang melakukan transformasi dalam segala sektor termasuk sumber daya manusianya untuk menjawab tantangan dunia kerja di kondisi yang serba dinamis. Hal ini dibahas melalui talkshow Ngobras HCM (Ngobrol Bareng Serial Human Capital Management), Jumat (3/12/2021).

Talkshow dilaksanakan secara virtual melalui platform zoom dan YouTube dengan tema “Aku, Kamu, dan ITB: Mau Dibawa Kemana?”. Acara dipandu oleh Dosen FSRD ITB Hendhy Nansha, M.Sn., M.H. Serial Talkshow kali ini menghadirkan tiga narasumber di antaranya, Managing Director MTI HR Consulting Irwan Rei, Dosen FTSL ITB Prasanti W. Sarli, Ph.D., dan Tendik UPT Pengembangan SDM ITB Andhy Widodo, S.T. Pada sesi talkshow ini lebih banyak membahas hal-hal seputar transformasi yang akan dilakukan ITB.

Dalam rangka transformasi, Kantor Wakil Rektor Bidang Sumberdaya (WRSD) saat ini tengah mengembangkan empat program yang berkaitan dengan Human Capital Management (HCM). Empat program ini sekaligus menjadi topik bahasan dalam talkshow di antaranya, manajemen kinerja, profil kompetensi, remunerasi, Human Resources Information System (HRIS).

Manajemen Kinerja

Tanpa disadari transformasi manajemen kinerja dapat memberikan benefit kepada tenaga kerja. Menurut Irwan, dengan adanya perbaikan sistem manajemen kinerja, kita akan memiliki kompas bekerja yang jelas atau lebih fokus dalam bekerja. Hal ini pastinya tidak bisa melibatkan salah satu pihak saja, melainkan harus dengan proses kerja sama yang baik antara kedua belah pihak yakni individu dan pimpinan. Sehingga nanti dapat berimbas kepada pembagian kerja yang jelas dan tertulis dalam scorecard yg sesuai antara kesepakatan individu dan pimpinan.

Dosen muda ITB, Prasanti W. Sarli atau yang akrab disapa Asih juga menambahkan bahwa hal ini sangat penting untuk menjawab keresahan yang dialami dosen ITB. Seiring berkembangnya zaman, dosen dituntut untuk bisa dalam segala hal. Akan tetapi, dengan adanya transformasi ini, kinerja dosen akan memiliki standar dan semakin memudahkan para dosen untuk melakukan tugasnya.

Profil Kompetensi

Profil kompetensi yang dimiliki organisasi sangatlah penting. Menurut Andhy, setiap lembaga di ITB memiliki kriteria sendiri dengan profil kompetensi yang general, tetapi tidak sedikit lembaga di ITB mempunyai profil kompetensi spesifik/kontekstual sehingga perlu dikawal.

Irwan menambahkan, “Hal yang perlu diperkuat dari sistem yang ada yaitu definisinya untuk menduduki di setiap jabatan di mana setiap jabatan memiliki kompetensi yg berbeda. Namun, hal ini harus dibarengi dengan komunikasi yang baik,” ujarnya.

Komunikasi ini mengandung arti bagaimana mengomunikasikan kebijakan seluruh lembaga di organisasi kepada tenaga kerja dan bersifat terbuka terhadap segala perubahan. Seperti halnya disposisi rotasi jabatan yang terjadi secara tiba-tiba. Andhy menjelaskan, perpindahan jabatan memang diusulkan untuk jabatan fungsional. Namun, ke depannya dengan adanya transformasi, hal-hal seperti ini dapat lebih transparan.

Remunerasi

Remunerasi adalah jenis kompensasi lain yang diterima karyawan atau eksekutif perusahaan untuk pekerjaan mereka baik dalam bentuk tunai maupun non-tunai. Irwan menerangkan dalam menangani hal ini, perlu menggunakan batasan untuk pemberian supaya lebih objektif. “Orang dengan kinerja yg berbeda tentu pemberian apresiasi juga berbeda,” jelasnya.
Dalam hal penggajian, ITB juga sedang melakukan komparasi dengan institusi lain. Irwan juga belum bisa menjawab persoalan kenaikan remunerasi karena proses penggajian masih dipelajari hingga akhir bulan desember.

Human Resource Information System (HRIS)

Menurut Andhy, sejauh ini pengelolaan manajemen SDM membutuhkan proses yang panjang sehingga mencoba mengatasi hal ini dengan memaksimalkan teknologi. Dalam menjawab persoalan banyak hal yang harus dilakukan oleh dosen melalui berbagai tautan, saat ini sudah ada tim yang menangani hal ini untuk membuat segala proses pengelolaan SDM tidak ribet. Otomasi yang diterapkan juga tetap memperhatikan kemudahan dalam mengaksesnya. Saat ini masih mengalami tahap penyesuaian.

Transformasi memang dapat memberikan hal-hal yang tidak terduga kepada kita, tetapi dapat memberikan dampak yang besar seiring berjalannya waktu. Menurut Irwan perubahan sistem dalam bekerja bukan berarti mengabaikan apa yang sudah dilakukan, melainkan memperkuat apa yang sudah dilakukan.

“Kita boleh punya mimpi yang bagus, tetapi kalo tidak dieksekusi hanya sebuah mimpi. Sehingga perlu ada perencanaan yang baik yang harapannya lebih efisien dan efektif untuk mencapai visi misi ITB,” ungkap Irwan.

Reporter: Pravito Septadenova Dwi Ananta (Teknik Geologi, 2019)