Obituari: Ir. Idris Maxdoni Kamil, M.Sc., Ph.D.

Oleh Mega Liani Putri

Editor Mega Liani Putri

BANDUNG, itb.ac.id - Setiap hidup akan menemui akhir, termasuk hidup seorang guru. Salah seorang dosen Teknik Lingkungan ITB, Ir. Idris Maxdoni Kamil, M.Sc., Ph.D. (almarhum), telah menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Hermina Bandung, pada usia 64 tahun akibat serangat stroke. Prosesi penyelenggaraan jenazah sebelumnya dilakukan di rumah duka di Arcamanik, Bandung dan dikuburkan di Pemakaman Keluarga ITB di kawasan Sarijadi, Bandung. Rekan-rekan dosen dan pegawai dari ITB dan mahasiswa yang pernah diajar oleh almarhum pun turut serta melepas Almarhum hingga ke pemakaman.

Alumni ITB yang Meraih Gelar Doktor di Amerika Serikat

Almarhum merupakan alumni Program Studi Teknik Penyehatan (kini Teknik Lingkungan) ITB Angkatan 1972. Setelah menyelesaikan studinya di ITB, Almarhum kemudian menempuh pendidikan pascasarjana di Amerika Serikat. Program Magister dijalaninya di Humboldt State University. Kemudian, Almarhum melanjutkan studi ke Program Doktoral Utah State University.

Selama menjalani Program Doktoral, yaitu tahun 1991-1998, Almarhum aktif sebagai peneliti di Utah Water Research Lab, Utah State University. Topik penelitian yang pernah Almarhum lakukan antara lain, Modeling and Field Verification of Soil Vacuum Extraction/ Enhanced Biodegradation of Fuel Contaminated Soil, Statistical Implication for Biological Inhibition, Hydrocarbon Venting, Modeling Bioventing, Impact of Heterogeneity on Biodegradation in a Vadose Zone, and Monitoring and Assessment of In-Situ Biocontainment of Petroleum Contaminated Ground-Water Plumes.

Pengabdian sebagai Dosen Teknik Lingkungan ITB

Hingga akhir hayatnya, putra Aceh ini merupakan Associate Professor di Program Studi Teknik Lingkungan ITB. Almarhum juga tergabung ke dalam Kelompok Keahlian Teknologi Pengelolaan Lingkungan. Almarhum mengajar tidak hanya di Program Studi Sarjana, melainkan juga di Program Studi Magister maupun Doktoral Teknik Lingkungan ITB. Di Program Studi Sarjana, mata kuliah yang Almarhum ajar antara lain Pengelolaan Kualitas Air, Pencemaran Tanah, dan Teknik Remediasi. Sedangkan di Program Studi Magister, Almarhum mengajar kelas Transpor dan Transformasi Polutan, Pemodelan Lingkungan, dan Sistem Manajemen Lingkungan. Di Program Studi Doktoral, Almarhum mengajar mata kuliah Kebijakan Lingkungan.

Selain mengajar, Almarhum juga aktif sebagai peneliti guna mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi lingkungan. Dari tahun 2002 hingga penghujung usianya, Almarhum aktif dalam penelitian tentang "Constructed Wetland dan Remediasi Tanah Tercemar Bahan Bakar".

Senyum dan Keramahan yang Membekas bagi Rekan dan Mahasiswanya

"Hampir 2 tahun kenal Beliau. Sosok dosen yang selalu menjadi dosen favorit para mahasiswanya. Dosen yang selalu memecah tawa dengan segala candanya," ungkap Tatwadhika Rangin Shiddartha (Teknik Lingkungan 2013), Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan 2016.

Pengalaman diajar oleh Almarhum di kelas Pengelolaan Kualitas Air dan Pencemaran Tanah menjadi kenangan tersendiri bagi Tatwadhika. Sosoknya yang ramah dan mudah tersenyum tidak hanya membekas bagi Tatwadhika, namun hampir seluruh mahasiswa Teknik Lingkungan yang pernah diajar oleh Almarhum. Walau sebelumnya pernah terkena stroke dan membuat gerakan tubuhnya tidak lagi luwes, Almarhum tetap gigih membagikan ilmunya dan membawa keseruan di kelas.

Ketua Program Studi Teknik Lingkungan ITB, Dr. Benno Rahardyan, S.T., M.T. pun turut berduka karena kehilangan seorang dosen yang ia gambarkan sebagai jembatan komunikasi yang baik  bagi dosen senior dengan dosen yang lebih muda. "Dr. Idris Maxdoni Kamil adalah aset yang sangat berharga bagi ITB. Teknik Lingkungan ITB kehilangan ahli dalam bidang pemodelan lingkungan khususnya dalam bidang pencemaran tanah," ungkapnya.

 

Sumber Gambar: halaman pribadi Ir. Idris Maxdoni Kamil, M.Sc., Ph.D.